JURNALPOSMEDIA.COM– Kondisi pertanian di Indonesia terlihat sangat memprihatinkan khususnya didaerah pulau Jawa. Hal ini disebabkan, dengan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan sehingga membuat tanah kekurangan unsur-unsur zat yang diperlukan tumbuhan. Ditengah maraknya para petani yang beralih ke pupuk kimia tersebut, tetapi masih ada salah satu pabrik rumahan yang tetap bertahan mengolah pupuk organik, tepatnya di kampung Pasirmenteng, Desa Lebakwangi, Kecamatan Arjasari.
Pemilik Pabrik Pupuk Organik Aji Saptaji, mengungkapkan bahwa pupuk ini terbuat dari bahan-bahan yang dianggap tidak penting tetapi masih bermanfaat. Dengan adanya pupuk organik tersebut setidaknya membantu mengurangi pemakaian pupuk kimia. “Saya prihatin dengan kondisi tanah yang terus-menerus diberi pupuk kimia,” ungkapnya saat diwawancarai Jurnalposmedia, Kamis (21/09/2017).
Diantaranya bahan yang disiapkan dalam membuat pupuk organik yaitu, 70 persen kotoran sapi dan 30 persen ampas teh. Bahan-bahan tersebut didapatkan dari beberapa daerah seperti kotoran sapi yang didatangkan dari Pangalengan, sedangkan ampas teh dari perusahaan teh ECO mineral yang ada di daerah Banjaran. Bahan-bahan tersebut dicampur secara merata dan selanjutnya difermentasi hingga menghasilkan pupuk organik. Walaupun, hanya sebatas pabrik rumahan tetapi pupuk organik ini telah mampu mendapatkan standarisasi dari Menteri Pertanian.
Lanjut Aji, distribusi pupuk organik hasil pabriknya juga telah memasuki wilayah Jawa. Termasuk di perkebunan-perkebunan daerah Subang dan Lembang dengan harga pemasaran 1500 rupiah per kilogram. Selain itu, Aji juga telah berhasil memberikan lapangan pekerjaan bagi orang-orang disekitarnya.