JURNALPOSMEDIA.COM–Suara bising mesin las dan gergaji terdengar saling beradu di halaman belakang kawasan militer Jalan Gudang Utara No.4, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Sabtu (7/7/2018). Di sebuah bengkel milik komunitas Brotherwood Bandung, limbah kayu dimanfaatkan dan disulap menjadi bermacam produk cantik seperti lukisan dinding, hiasan rumah, hingga meja dan kursi estetik.
Komunitas Brotherwood Bandung berdiri pada 2017 dan dirintis oleh Chairul Novin, pria berumur 40 tahun lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB). Novin berujar, visinya ialah mengajak masyarakat untuk produktif sekaligus memberi pengetahuan bahwa limbah kayu dapat didaur ulang menjadi produk baru yang menarik, berkualitas, dan tentunya bernilai materi.
“Brotherwood terbentuk dari sekadar iseng dan hobi menciptakan sesuatu yang baru berbahan kayu. Dari situlah, kemudian dibentuk komunitas hingga akhirnya dapat membuka workshop,” katanya.
Selain Brotherwood, ada pula komunitas Sisterwood yang terdiri dari sekumpulan wanita yang sudah pernah mengikuti workshop di Brotherwood. Sisterwood tak hanya diikuti para pecinta kerajinan, namun juga arsitek, pelukis, fotografer, bahkan guru.
“Sisterwood bertujuan mengajak kaum wanita untuk lebih produktif dalam mengisi waktu luang dan menggunakannya dengan kegiatan bermanfaat,” lanjut Novin.
Komunitas Brotherwood maupun Sisterwood digemari masyarakat Bandung, Solo, Semarang, Jakarta, Bekasi, Pekanbaru, hingga Batam. Brotherwood sendiri memiliki jadwal workshop setiap Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Khusus Selasa dan Rabu, kebanyakan produk yang dibuat berhubungan dengan home decor. Selain workshop, Brotherwood pernah membuat beberapa festival yakni Woodworking Festival, DIY Festival, Ngabuburit Festival, Habibi Fair dan Bekraf.
Menurut Novin, woodworking adalah jalan masuk dari sebuah festival yang dihelat Brotherwood. Namun, tidak melulu soal woodworking, beragam festival yang digelar biasanya memiliki sederet aktivitas seru seperti workshop crafting, hidroponik, dan kegiatan fotografi yang dibimbing langsung oleh trainer.
“Brotherwood itu komunitas yang penuh ide dan keceriaan. Maka dari itu, kami ingin masyarakat mengalihkan konsentrasinya terhadap gadget dan mengubahnya ke hal positif sehingga masa muda terasa lebih berharga.” pungkasnya.