JURNALPOSMEDIA.COM – Total kuota penerimaan mahasantri baru Ma’had Al-Jami’ah UIN Bandung tahun akademik 2021/2022 maksimal sebanyak 400 orang. Namun, berdasarkan data yang dibagikan Staf Kesekretariatan Ma’had Al-Jami’ah, Dadan Nugraha, tercatat hingga penutupan total pendaftar berjumlah 100 orang. Terdiri dari 65 mahasantri putri dan 35 orang putra.
Rangkaian proses penerimaan dilakukan secara online dengan tiga gelombang pendaftaran. Dadan menjelaskan, penurunan jumlah pendaftar dari total kuota yang tersedia terjadi sejak tahun lalu. Pembelajaran daring menjadi pemicu utama turunnya minat mahasantri baru untuk mendaftar di Ma’had Al-Jami’ah. Namun, pihaknya tetap menutup pendaftaran gelombang ketiga pada Selasa (31/8/2021).
Dalam waktu dekat ini, mahasantri baru akan mengikuti kegiatan ta’aruf ma’hady. Yakni, kegiatan orientasi Ma’had Al-Jami’ah seperti pengenalan pengajar, pengurus, serta staf. Namun, untuk ketetapan waktu dan teknis pelaksanaannya masih belum dapat dipastikan.
Berkaitan dengan sistem pembelajaran luring ataupun daring, Staf Kesekretariatan Ma’had Al-Jami’ah lainnya, Riski Indrawan mengatakan, saat ini pihaknya masih mengikuti regulasi kampus dan juga keputusan rektor.
“Ma’had itu di bawah naungan UIN Bandung, jadi kami juga mengikuti alur di sini. Kami juga tidak semena-mena libur atau masuk gitu, semua itu tergantung keputusan rektor. Meski begitu, pihak kami telah melakukan persiapan untuk menghadapi proses pembelajaran baik luring maupun daring,” ujarnya saat diwawancarai Jurnalposmedia, Jumat (27/8/2021).
Ia menjelasakan, jika proses pembelajaran dilakukan secara daring, teknis pelaksanaannya akan mengikuti pembelajaran seperti tahun lalu menggunakan aplikasi WhatsApp, Google Meet, ataupun Zoom Meeting.
Riski menjabarkan, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Ma’had Al-Jami’ah berlangsung setiap hari dan dimulai setiap pergantian semester.
“Jadi pembelajaran dimulai tiap semester barunya, kami selalu rutin mengadakan pembelajaran itu setiap hari. Senin-Selasa itu bahasa Arab, Rabu-Kamis diisi oleh bahasa Inggris, Jumat itu kitab-kitab, Sabtu biasanya seminar yang diadakan oleh Ma’had,” jelasanya.
Ia menambahkan, pembelajaran yang diberikan kepada mahasantri baru tidak hanya sebatas teori, namun juga mempraktikkan pembelajaran dalam bentuk tugas berupa video dan Ujian Akhir Semester (UAS).
“Bahasa itu harus taktik ya, kayak praktik gitu. Mereka juga tidak hanya dibekali dengan materi. Tapi dibekali juga dengan praktik muhadasah, percakapan, conversation, dan tugas-tugas. Bahkan di akhir nanti ada ujian setiap semester sebagai syarat kelulusan,” pungkasnya.