JURNALPOSMEDIA.COM – Jika mendengar Perang Dunia, salah satu tokoh yang paling sering terdengar adalah pimpinan Nazi Jerman, yaitu Adolf Hitler. Namun, jauh sebelum sebelumnya, pada Perang Dunia Pertama ada seorang remaja asal Jerman yang tak kalah populernya dengan diktator tersebut.
Dialah Manfred Albrecht Freiherr von Richthofen atau yang dikenal juga dengan julukan Red Baron. Ia merupakan pilot Kekaisaran Jerman yang lahir pada 2 Mei 1892 di Polandia dan berasal dari keluarga ningrat Prussia. Tak heran, apabila kehidupannya selalu dekat dengan dunia perang dan militer.
Sejak kecil, Manfred dan adiknya biasa berburu dan menunggangi kuda. Dia mulai mengikuti sekolah militer pada usia 11 tahun. Kemudian, pada usia 19 tahun dia mulai bergabung dengan militer Kekaisaran Jerman dalam Resimen Kavelri Uhlan, yang merupakan sebuah regu penunggan kuda bersenjata.
Saat Perang Dunia Pertama dimulai, Manfred ditugaskan sebagai perwira pengintai dari pasukan berkuda. Merasa bosan dengan posisinya, pada 1915, dia mulai bergabung dengan pasukan angkatan udara Kekaisaran Jerman. Ketika penerbangan pertamanya dengan angkatan udara Kekaisaran Jerman, ia berhasil menembak jatuh pesawat musuh pertamanya. Namun sayang, dirinya tidak mendapatkan pengakuan.
Pada 1916, Manfred bergabung dalam unit pesawat tempur angkatan udara Kekaisaran Jerman, dalam regu Jagdstaffel 2. Dia berhasil menjatuhkan pesawat musuhnya dan mendapatkan pengakuan atas korban pertamanya.
Setelah itu, Manfred terus menambah skor korbannya. Disana, dia mulai mendapatkan julukan sebagai Red Baron. Red Baron sendiri diambil dari warna pesawat triplane miliknya yang di-cat dengan warna merah. Sementara Baron di ambil dari nama tengahnya yaitu Freiherr yang berarti “baron”.
Kemudian, pada 1917, Manfred setidaknya telah berhasil menumbangkan 16 pesawat musuh dan mendapatkan berbagai penghargaan. Dia juga dijadikan sebagai pemimpin dari regu angkatan udara Jagdstaffel 11.
Atas prestasinya ini, Red Baron dijadikan sebagai propaganda oleh Kekaisaran Jerman untuk meningkatkan motivasi tentaranya. Inggris yang pada saat itu merupakan musuh Jerman, bahkan memberi julukan “The Red Knight” padanya, yang membuktikan jika Red Baron merupakan ‘penguasa langit’ yang patut ditakuti pada saat itu.
Dalam beberapa bulan berikutnya, masih di tahun 1917, Red Baron berhasil menumbangkan setidaknya 50 pesawat musuhnya dan kembali dihujani oleh berbagai penghargaan. Tak sampai disitu, dia juga ditugaskan untuk memimpin regu Jagdgeschwader I yang dikenal juga sebagai “The Flying Circus”. Beberapa regu-nya pun turut mengecat pesawatnya dengan warna merah.
Menjadi incaran karena warna pesawatnya yang mencolok, Manfred tidak selalu menggunakan pesawat merahnya. Meskipun demikian, pada bulan April 1917, ketika berperang dengan pasukan pesawat tempur Inggris, dia mewarnai langit dengan asap merah dan membawa bulan ini kepada insiden yang dikenal sebagai “Bloody April” atau April Berdarah, karena saking banyaknya korban di bulan tersebut.
Di musim panas pada tahun yang sama, Red Baron berhasil dijatuhkan ketika peluru pasukan pesawat tempur Inggris menyabet kepalanya. Saat itu, Manfred kehilangan penglihatannya namun berhasil selamat dari peristiwa itu. Atas kejadian itu, Manfred mendapatkan luka parah dibagian otaknya.
Ketika masa penyembuhan, dia menulis berbagai catatan mengenai dirinya selama menjadi pilot pesawat tempur. Dalam salah satu catatannya, ia menuliskan “Saya percaya bahwa perang tidak seperti apa yang dibayangkan orang-orang di rumah, dengan ‘hurrah’ dan ‘roar’. Perang sangat serius, dan sangat suram”.
Setelah sembuh, Manfredd kembali bertugas dengan pesawat triplane merahnya. Mendengar hal tersebut, Inggris menjanjikan siapapun yang menembak jatuh Red Baron, akan mendapatkan Victoria Cross, sebuah penghargaan tertinggi di Inggris.
Pada akhirnya, Red Baron dapat dijatuhkan pada 21 April 1918 setelah hati dan paru-paru Manfred tertembak. Sebelum meninggal dunia, Manfred sempat mendaratkan pesawatnya di lapangan sebuah desa di wilayah Prancis. Hingga akhir hayatnya, Red Baron tercatat telah berhasil menjatuhkan korban sebanyak 80 orang.
Spekulasi mengenai jatuhnya Red Baron ini masih dipertanyakan. Beberapa pendapat menyebutkan jika Red Baron telah ditumbangkan oleh pilot asal Kanada, Arthur Roy Brown. Ada juga yang berpendapat Red Baron dijatuhkan oleh seorang machine gunner dari pasukan angkatan darat, Sersan Cedric Popin.
Pendapat yang terakhir menyebutkan apabila Red Baron berhasil ditembak oleh seseorang pasukan angkatan darat Australia W.J Snowy dengan lewis machine gun. Banyaknya spekulasi terkait jatuhnya pesawat dan dirinya tak lain karena situasi perang yang cukup chaotic pada saat itu, serta banyaknya tembakan yang menghujaninya baik dari udara, maupun dari darat.
Red Baron dimakamkan secara terhormat oleh militer Australia di wilayah Prancis pada 22 April 1918. Aksinya yang sungguh luar biasa ini juga diabadikan dalam film The Red Baron yang disutradarai oleh Nikolai Müllerschön.