JURNALPOSMEDIA.COM – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menyelenggarakan webinar dengan pembahasan “Menciptakan Ruang Redaksi yang Setara di Kalangan Jurnalis”. Acara tersebut berlangsung pada Kamis (10/12/2020) yang diakses menggunakan media telekonferensi Zoom dan saluran Youtube AJI Indonesia.
Dalam kegiatan itu, Mahdi Ahmad dari AJI Indonesia bertindak sebagai moderator. Adapun pihak pembicara diisi oleh Dandy Koswara dari Anadolu Agency, Wahyu Dhyatmika dari Majalah Tempo, dan Evi Mariani dari The Jakarta Post. Pemaparan pertama disampaikan oleh Wahyu Dhyatmika mengenai kesetaraan gender dalam ruang lingkup jurnalis.
Menurutnya, isu kesetaraan gender ini merupakan hal penting. Ia pun mengungkapkan, dalam proses rekrutmen di Majalah Tempo didominasi oleh kaum perempuan. Namun ketika menuju jenjang yang lebih tinggi, didominasi oleh kaum laki-laki.
Wahyu menyebutkan, faktor yang dimungkinkan menjadi penyebab fenomena tersebut karena jurnalis adalah pekerjaan yang tidak efisien waktu sehingga menyebabkan jurnalis perempuan memilih pekerjaan lain. Kedua, pekerjaan tersebut dinilai lebih cocok untuk laki-laki karena perempuan akan kesulitan mengurus keluarga.
“Namun, kedua hal itu hanyalah mitos yang harus dibongkar. Jurnalis merupakan pekerjaan yang sama dengan pekerjaan lain. Bahkan, untuk perempuan yang mengandung atau baru melahirkan bisa mendapatkan waktu cuti,” tutur Wahyu.
Lebih lanjut, Evi Mariani menyinggung perihal adanya laporan pelecehan terhadap wartawan baik secara verbal maupun non verbal yang jumlahnya lebih dari satu. Evi tak memungkiri, adanya kejadian tersebut membuat wartawan perempuan merasa takut.
“Pihak The Jakarta Post pun belum memiliki standar operasional yang lengkap untuk menghadapi kasus seperti itu. Namun masih bisa diatasi dengan saling mendukung dan menguatkan satu sama lain,” kata Evi. Ia pun menyarankan agar jurnalis khususnya wartawati dari berbagai media dapat bekerja sama mencari strategi guna menghadapi kasus tesebut. Evi juga mengatakan, komposisi gender di medianya sudah cukup berimbang.
Persoalan kesetaraan gender di ruang redaksi juga disampaikan oleh Dandy Koswara. Menurutnya, permasalahan komposisi gender itu disebabkan adanya ideologi yang lebih mengedepankan posisi laki-laki dibandingkan perempuan. Tentunya, kata Dandy, hal itu menyebabkan ketidakadilan struktural terhadap kaum perempuan.
“Ketika mengatasi ketidaksetaraan antara laki-laki dengan perempuan, maka secara tidak langsung kita sedang membenturkan diri terhadap ideologi tersebut. Diperlukan (juga) penelitian mengenai pantas atau tidaknya perempuan bekerja di media. Saya menilai, perempuan memiliki peran yang penting di dalamnya (media),” ungkap Dandy.
Usai sesi pemaparan dan tanya jawab dengan peserta webinar, para pembicara menyampaikan pesannya untuk mewujudkan kesetaraan gender di ruang redaksi. Pertama, adanya kesadaran bersama bahwa perempuan memiliki porsi yang sama dengan laki-laki.
Kedua, terjalinnya kerjasama dengan organisasi jurnalis seperti AJI Indonesia. Terakhir, adanya kerjasama semua pihak untuk mewujudkan kesetaraan gender tersebut. Para pemateri sepakat bahwa media yang sehat ialah media yang di dalam ruang redaksinya terdapat keberagaman yang mencerminkan kedemokratisan.
Di penghujung acara, adapula pengumuman pemenang lomba “Penulisan Eu4Wartawan 2020 tentang Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Peran dan Hak Perempuan Indonesia”. Terdapat lima pemenang kategori karya terbaik dan satu pemenang kategori karya favorit dari 122 artikel yang ditulis oleh 75 wartawan dari 50 media.