Sat, 18 May 2024

Webinar Jurusan Ilkom UIN Bandung Bahas Geliat Media dalam Keberagaman

Reporter: Nursetyo Cahyani | Redaktur: Ghina Tsuroya | Dibaca 261 kali

Fri, 11 December 2020
UIN Bandung
Salah satu pemateri, Enok Risdayah ketika menjelaskan materi mengenai hubungan antara media dan agama pada webinar yang diselenggarakan Prodi Ilmu Komunikasi UIN Bandung, Jumat (11/12/2020).

JURNALPOSMEDIA.COM- Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Bandung mengadakan kegiatan webinar bertajuk “Geliat Media dalam Keberagamaan” pada Jumat (11/12/2020).

Tiga orang pemateri yang dihadirkan dalam acara tersebut yaitu Direktur Komunikasi Indonesia, Indikator Jakarta (Rustika Herlambang), Pakar Media dan Agama Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Bandung (Enok Risdayah) serta wartawati surat kabar harian Galamedia (Ati Supriati).

Pembahasan pertama datang dari Rustika Herlambang yang membahas mengenai hubungan antara Big data, Intelijen Media, dengan Manajemen Krisis. Dalam pemaparannya, ia menyinggung tentang indikator apa saja yang bisa dijadikan patokan bahwa sebuah intansi seperti UIN Bandung, atau lebih luasnya Indonesia dikatakan sedang mengalami krisis.

Ia mengungkap bahwa menurut Poargenti, ada tiga hal yang menjadi kriteria tersebut, “Yaitu (pertama), elemen yang sifatnya tidak terduga. (Kedua) informasi yang tidak mencukupi, (dan) yang ketiga (adalah) begitu cepatnya dinamika yang terjadi,” jelasnya.

Kondisi pandemi Covid-19 saat ini terangnya, merupakan contoh dari elemen yang sifatnya tidak terduga, sehingga dikatakan masuk ke dalam fase krisis yang pertama. Terlebih, dampaknya pada kegiatan pendidikan seperti perkuliahan atau seminar yang sekarang dilangsungkan secara daring.

Lalu, syarat yang kedua mengenai minimnya informasi yang memadai. Ia menjelaskan, informasi yang tersiar mengenai Covid-19 masih cukup simpangsiur, juga ditambah informasi bohong berupa hoaks. Rustika melanjutkan, perkembangan teknologi komunikasi ternyata dapat memperbesar potensi krisis. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya informasi saat pandemi yang berkembang sangat cepat sehingga sulit membedakan informasi yang benar dan salah. Keadaan tersebut membuat perkembangan informasi sangat liar.

Namun di sisi lain teknologi dapat membantu  memberikan hasil yang singkat untuk membuat suatu streategi. Maka, ia mengungkapkan bahwa dengan tiga syarat tersebut kita dapat melihat apakah Indonesia sedang mengalami krisis atau tidak. Terkhusus setelah melalui sebuah kajian media yang dilakukan.

Selanjutnya, Enok Risdayah dalam materinya mencoba memaparkan bagaimana hubungan antara media dan agama yang ia sebut memiliki kesamaan ruang, “Media sosial dan agama sama-sama (berfungsi) untuk meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan. Agama dan media bersatu secara fundamental, mereka menempati ruang yang sama, melayani banyak tujuan yang sama, dan memperkuat praktik yang sama,” jelasnya.

Enok melanjutkan, media sosial juga merupakan alat yang dapat meningkatkan kesadaran untuk berbagi, dan bekerja sama satu sama lain. Serta berguna sebagai medium untuk mengambil tindakan secara kolektif. Semua itu, menurutnya, ada di luar kerangka lembaga dan organisasi kelembagaan tradisional. “Misalnya di dalam group whatsapp, ada peserta (group) yang sakit. Maka secara spontan biasanya (ada upaya untuk) datang menjenguknya atau mengadakan penggalangan dana,” ucapnya. Menurutnya, inilah fungsi ideal dari sosial media.

Terakhir, Ati supriati menjelaskan materi tentang bagaimana pengelola media mainstream dalam memperlakukan informasi yang bersumber dari agama. Ia mengatakan bahwa tantangan media mainstream sekarang adalah hadirnya media sosial yang lebih digandrungi untuk mencari informasi.

Lebih lanjut ia menyatakan, pemberitaan tentang agama merupakan isu yang sensitif untuk diberitakan di media. Hal tersebut karena media memiliki pengaruh besar terhadap apasaja yang diberitakannya, “Pemberitaan terkait agama itu tergantung dari visi-misi media, dan juga framing-nya. (Mengenai) bagaimana suatu media membingkai suatu peristiwa atau realitas. (Serta) setiap media mempunyai cara pandang atau konsepsi dalam melihat suatu peristiwa atau realitas,” tutupnya.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments