Fri, 11 July 2025

Tradisi Umat Buddha dalam Merayakan Hari Raya Waisak

Reporter: LUTFI NABILLAH MUTAQIN | Redaktur: ANGGIA ANANDA SAFITRI | Dibaca 567 kali

Mon, 12 May 2025
(Sumber foto: detik.com)

JURNALPOSMEDIA.COM – Hari Raya Waisak merupakan peringatan atas tiga peristiwa penting kehidupan Buddha yaitu kelahiran, pencapaian penerangan, dan parinirvana atau kematian Buddha menuju nirvana. Hari besar ini menjadi momen sukacita bagi umat Buddha di dunia.

Berikut beberapa tradisi umat Buddha dalam merayakan Hari Raya Waisak:

  1. Berdoa dan Merenung dengan Tenang

Pada Hari Waisak, umat Buddha berdoa di kuil sambil merenungkan kehidupannya sendiri selama ini dengan tenang. Pada beberapa kuil ada yang memiliki cara atau ritual tersendiri dalam memperingati hari waisak.

  1. Mengenakan Pakaian Putih

Umat Buddha dianjurkan untuk mengenakan pakaian putih ketika berdoa ke kuil. Meskipun tidak diwajibkan, pakaian putih memiliki makna kemurnian dan sejalan dengan nilai-nilai kehidupan Buddha.

  1. Menerapkan Kelima Sila

Kelima sila yang dimaksud adalah tidak melakukan pembunuhan, pencurian, pelecehan seksual, berbohong, dan mengonsumsi minuman keras. Selain dari kelima hal tersebut umat Buddha dianjurkan tidak berbicara buruk dan berperilaku buruk.

  1. Menyalakan Lampu Minyak dan Lilin Lotus

Umat Buddha biasanya menyalakan lampu minyak karena dianggap dapat mengusir kegelapan dan diartikan sebagai simbol penerangan bagi seseorang. Sedangkan bagi yang menggunakan lilin lotus sering kali melambangkan kemurnian dan keindahan yang tumbuh di kehidupan yang berantakan.

  1. Bermeditasi di Pohon Bodhi

Meditasi dan doa sering dilakukan dibawah pohon bodhi, tempat Buddha meraih pencerahan. Pohon dianggap sakral dan dipercaya dikelilingi oleh para dewa.

  1. Menjadi Vegetarian

Dalam rangka pemurnian diri, umat Buddha menghindari pembunuhan, termasuk terhadap hewan. Oleh karena itu, makanan vegetarian banyak disajikan di kuil selama Hari Waisak.

  1. Mengibarkan Bendera Buddha

Banyak kuil biasanya membagikan bendera Buddha ke umatnya dengan tujuan agar mereka memasang bendera tersebut di rumahnya selama Hari Waisak.

  1. Menawarkan Sedekah

Menawarkan sedekah kepada biarawan berupa makanan atau kebutuhan dasar lalu para bikhkhu akan makan siang sekali dan memberikan kesempatan bagi umat Buddha yang datang ke kuil untuk menjadi relawan dalam menyiapkan makanan.

  1. Mandi Sang Buddha

Mandi Sang Buddha merupakan proses membersihkan dan menyiram patung bayi Sidharta sebagai simbol membersihkan kotoran batin dalam diri masing-masing. Umat Buddha yang datang ke kuil biasanya akan melakukan mandi Buddha karena dianggap akan memurnikan hati dan pikiran dari keserakahan, kebencian dan ketidaktahuan.

Hari Raya Waisak merupakan hari besar umat Buddha yang dirayakan dengan berbagai tradisi penuh makna, sebagai bentuk penghormatan dan perenungan terhadap ajaran Buddha.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments