Wed, 29 October 2025

Tak Lengkap ke Tegal Tanpa Bawa Pulang Tahu Murni

Reporter: Itsna Nursofiatun Ni’mah/Magang | Redaktur: KHOIRUNNISA FEBRIANI SOFWAN | Dibaca 239 kali

Wed, 2 July 2025
(Sumber foto: Itsna Nursofiatun Ni’mah/Magang)

JURNALPOSMEDIA – Bagi banyak orang, berkunjung ke Tegal belum terasa lengkap tanpa membawa pulang oleh-oleh legendaris satu ini, Tahu Murni. Cita rasanya yang khas, teksturnya yang lembut di dalam namun renyah di luar, membuatnya tetap menjadi favorit dari generasi ke generasi.

Tahu ini diproduksi di Jl. Raya Utara Adiwerna No. 48, Pedolongan, Tembok Banjaran, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah dan menjadi incaran wisatawan di setiap musim liburan.

Penglola generasi kedua, Siti Rochmah mengungkapkan, usaha Tahu Murni pertama kali dirintis oleh seorang warga Tegal pada awal tahun 1980-an.

“Dulu dimulai dari dapur rumah sendiri, dijual keliling kampung,” ujarnya saat diwawancarai pada Senin (30/6/2025).

Kini, Tahu Murni diproduksi di beberapa sentra usaha kecil di sekitar Kecamatan Tegal dan dipasarkan melalui kios oleh-oleh lokal. Harga per kotaknya berkisar antara Rp15.000 hingga Rp25.000 dan ampu meraup omzet hingga jutaan rupiah, terutama saat akhir pekan atau musim libur panjang.

Proses pembuatannya pun masih tradisional yakni dengan bahan kedelai pilihan direndam semalaman, digiling, lalu direbus dan dicetak dengan telaten.

“Kami jaga benar kualitasnya mulai dari bahan baku sampai proses penggorengannya,” kata Siti Rochmah.

Cita rasa khas Tahu Murni terletak pada bumbunya yang meresap dan aroma menggoda yang muncul saat digoreng. Banyak wisatawan mengaku selalu menyempatkan mampir ke kios oleh-oleh demi mendapatkan tahu ini.

Salah satunya adalah wisatawan asal Cilegon yang sudah beberapa kali datang ke Tegal, Ufuk. Ia mengaku selalu menjadikan Tahu Murni sebagai buah tangan utama setiap kali berkunjung.

“Sudah tiga kali ke Tegal, rasanya belum puas kalau belum beli Tahu Murni. Rasanya itu loh, beda banget,” ujar Ufuk.

Tahu Murni juga menyimpan nilai nostalgia bagi sebagian orang. Beberapa pembeli menyebutkan bahwa aroma dan rasa tahu ini mengingatkan mereka pada masa kecil atau momen pulang kampung.

Tak hanya wisatawan, salah seorang warga lokal, Itoh merasa, memiliki kedekatan emosional dengan tahu ini. Baginya, Tahu Murni bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari identitas dan budaya lokal yang patut dijaga.

“Ini bukan cuma soal enak atau tidak, tapi tentang mempertahankan tradisi lokal,” ungkap Itoh.

Di tengah gempuran makanan instan dan modern, Tahu Murni menjadi bukti bahwa kekayaan kuliner tradisional masih mampu bertahan. Produk ini tidak hanya menjadi oleh-oleh khas, tetapi juga simbol kenangan dan kehangatan Kota Tegal.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments