Fri, 17 May 2024

Seniman Bandung Tampilkan Alat Musik Botol

Reporter: Riyan Permana | Redaktur: Nazmi Syahida | Dibaca 161 kali

Sun, 31 March 2019
Agung Pecunk (kiri) bermain alat musik bertajuk Musik Limbah Botol bersama penonton di halaman Hotel Paviljoen Bandung di Jalan RE Martadinata No. 68, Kota Bandung pada Sabtu, (30/3/2019). (Riyan Permana/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM-Seniman asal Bandung menggelar pertunjukkan musik bertajuk “Musik Limbah Botol” yang diselenggarakan oleh Hotel De Paviljoen Bandung di Jalan RE Martadinata No. 68, Kota Bandung pada Sabtu, (30/3/2019). Acara ini digelar untuk berpartisipasi dalam program Earth Hour (EH).

Earth Hour ialah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Pertunjukan yang digelar di halaman hotel itu megundang banyak perhatian dari masyarakat. Dalam acara ini, seniman asal Bandung, Agung Pecunk memainkan alat-alat musik yang ia buat sendiri dari limbah botol, nada yang dihasilkan pun terbilang unik

Adapun nama-namanya tidak kalah unik diantaranya, karintol (karinding botol), scratchtol (scratcher botol), klintol (kliningan botol), shaktol (shaker botol), rintol (rintik botol), jurtol (jurig botol). Kemudian bittol (cubit botol), tambotol (tamborin botol), gestol (gesek botol), dutol (udu botol), berimtol (berimbau botol), fujatol (fujara botol), gittol (gitar botol) dan basstol (bass botol).

Agung mengaku alat musik yang ia buat terinspirasi dari alat-alat musik etnik atau tradisional, “Secara umum alat musiknya alat musik eksperimental atau kontemporer tapi banyak juga yang terinspirasi dari alat-alat musik etnik atau tradisional,” ujarnya saat ditemui Jurnalposmedia usai pertunjukkan.

Agung yang sekaligus salah satu Dosen Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung ini, mengungkapkan ide awal pembuatan alat musik dari limbah botol yang ia ciptakan adalah untuk tugas akademik dari kuliah S2 nya,

“Itu  adalah karya atau tugas akademik dari kuliah S2 saya untuk pertunjukan musik tapi diluar lingkungan akademik saya sering diundang untuk perfom untuk memberi inspirasi kepada masyarakat tentang pemanfaat limbah untuk dijadikan karya yang lebih bermanfaat,” tuturnya

Ia berharap dalam program EH ini masyarakat harus lebih sadar terhadap pelestarian lingkungan, dengan menghemat listrik, pemanfaatan limbah dan jangan buang sampah sembarangan,

“Ini sangat bagus yang diadakan Hotel Paviliun, secara tidak langsung mengajak masyarakat untuk berperan dalam pelestarian lingkungan,” tutupnya.

General Manajer Hotel De Paviljoen, Aditya mengatakan ini adalah tahun kedua ia berpartisipasi dalam program EH,

“Tahun kedua kita berpartisipasi dengan program Earth Hour, tanda atau pesan yang diberikan adalah salah satunya hemat listrik, dengan mematikan listrik selama satu jam,” pungkasnya.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments