Mon, 31 March 2025

Pengangguran

Reporter: Muhammad Akmal Firmansyah/Kontributor | Redaktur: | Dibaca 894 kali

Sun, 19 December 2021
pengangguran
(Piqsels.com)

(1)

Seorang Pengangguran yang Menikahi Sepi dan Kemudian Dihamili

 

Hanya ada suara sunyi

dan besitan luka di hati

jeritan tak memiliki uang

seorang pengangguran nekat

menikah dengan sepi

dan kemudian hamil

melahirkan kenestapaan

 

nestapa dibesarkan oleh luka

diasuh dengan nanah

dan disusui oleh darah

apa arti uang

bila hati mati

dan kemanusiaan hanyalah barang dagang

yang kini hilang di pasar para pemodal

 

lalu nestapa menikah dengan penderitaan

ia melahirkan anak-anak bernama duka dan lara

yang kemudian meninggal. Dikuburkan

di tempat pemakaman orang-orang yang tak berguna

 

Salah siapa?

pemerintah?

bukan … bukan

salah seseorang pengangguran

yang memilih menikah dengan sepi.

 

2021, di teras rumah.

 

(2)

Seni Menganggur

 

Bangun pagi pingin kopi

dan sebatang rokok

ritual macam para pekerja kantoran

setelah ayam berkokok

lari ke kamar mandi dan lalu menikmati kopi

hanya hamba uang yang rela melakukan itu

pengangguran tidak demikian

ia rela dicambuk oleh cacian

ia rela dihina oleh makian

karena menjadi budak itu tidak menyenangkan, “Aku ingin membuat lapangan pekerjaan”

 

pengangguran selalu bercinta dengan khayalan entah sampai kapan ia membual dan berpacaran dengan imajinasi

ingin melakukan perubahan apa daya untuk modal saja tak punya. 

 

O, menganggur adalah seni

seni yang tak ada di sekolah 

atau salah sekolah?

 

2021, di kamar mandi.

 

(3)

Mayat yang Mati, Memaki-Maki Manusia.

 

Tergeletak jasad

di ruang kamar tengah

tetangga berkerumun

membicarakan hal-hal tak terejawantah

lalu ruh keluar dari jasad itu

berlari-lari memaki manusia-manusia

yang hidup dengan tidak jelas arah

“ah mengapa kalian tidak mati saja, tak berguna”

 

“Aku kelaparan,

Kemudian gantung diri,

karena kalian tak peduli,

mana hati nurani?”

 

2021, di kamar tidur.

 

(4)

Pengangguran yang Putus Asa

 

Buntu seperti papan bacaan petunjuk jalan

imajinasi tak mau diajak berdiskusi lagi

ia memilih pergi dan masuk ke ruang lain

dijamah dirinya oleh setiap orang

mungkin ia kini memilih pergi 

hanya ada seorangan pengangguran dan sepi

 

Kemudian, pengangguran dan sepi bercinta, dan mati, di tempat peristirahatan terakhir setelah seorang penggali kuburan bersusah payah sendiri, tak ada batu nisan dan papan kuburan, siapa yang mau mengenang orang tidak berguna.

 

(5)

Pak Tua dan Kabar Kematian di Mushola

 

Dingin shubuh menyelimuti

para tetua daerah dengan sumringah

bersujud khusyu menghadap rindu

pada bibirnya bermunajatkan taubat

membasahi lidah berharapan kifarat

sesudah jari telunjuk usai merungkuk

pak tua muadzin mushola mengabarkan berita duka : “innalillahi wa inna lillahi rojiun kemanusian telah mati”

 

saat matahari terik, tak lelah memberikan energi pada bumi, hanya ada syukur dan taat pada sang khalik rukuk dan sujud, sesuai salam dalam sholat. Lagi-lagi pak tua menyalakan microphone mushola dan mengabarkan berita kematian, “innalillahi wa inna lillahi rojiun kasih sayang telah mati”

 

menjelang sore, shaf masjid menjadi renggang darurat pandemi di era sekarang, tak menjadi halangan, lagi setelah dzikir sesudah sholat. Pak marbot tua itu, mengumumkan berita kesedihan, “inna lillahi wa inna lillahi rojiun, keikhlasan telah meninggal”

 

berita duka dan sirine peringatan

hati yang mati walaupun setiap hari mendengar inna lillahi notifikasi bela sungkawa, flayer turut berduka cita, dan manusia-manusia merasa berkuasa tetap merasa diri sempurna. Durga!

 

di kamar.

 

(6)

Orang Kaya Mati, Mewariskan Permusuhan

 

Terkabarkan orang kaya raya

ia memiliki rumah luas

anak yang banyak

dan jaya di masa hidupnya

tetapi anak-anaknya

hanya diwariskan cara bertahan hidup

kalbunya tak diajarkan merasa

yang penting kaya dan banyak uang

semua bisa di beli bahkan saudara sendiri

lalu ia mati, mewariskan permusuhan

anak-anaknya bermusuhan

hanya karena ingin harta peninggalan orangtua

 

Gajah mati meninggalkan gading,

orang kaya mati meninggalkan taring.

 

(7)

Pengangguran Itu Bunuh Diri Tadi Pagi

 

Siapa yang peduli kepada orang tak berguna

ia tidak punya harta tak bisa menjilat

ia tidak punya kedudukan apalagi kekuasaan

hanya seorang pengangguran lahan empuk untuk di caci maki dan tidak berguna sama sekali. tetapi tadi pagi, di mushola tempat orang bersujud dan rukuk kepada maha pencipta ada kabar mengerikan. seorang pengangguran gantung diri tadi pagi.

 

siapa yang peduli

ia pengangguran

mati bunuh diri itu hina

melanggar takdir Tuhan

tetapi kemanakah uluran tangan

jama’ah?

entah kemana. ah.

 

Penulis merupakan mahasiswa sejarah yang lahir di Bandung. Ia Mengikuti Komunitas Jaringan Anak Sastra  (JAS) UIN Bandung.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments