Wed, 1 October 2025

Persiapan UIN Bandung Jadi Tempat SBMPTN

Reporter: Riyan Permana/Magang | Redaktur: Riska Yunisyah Imilda | Dibaca 748 kali

Tue, 16 May 2017
Pengawas ruangan sedang memeriksa kondisi komputer yang akan digunakan oleh peserta SBMPTN sistem CBT di Lecture Hall UIN Bandung, Selasa (16/05/2017). (Riyan Permana/Magang)
Pengawas ruangan sedang memeriksa kondisi komputer yang akan digunakan oleh peserta SBMPTN sistem CBT di Lecture Hall UIN Bandung, Selasa (16/05/2017). (Riyan Permana/Magang)

JURNALPOSMEDIA.COM –  Dengan berdasarkan keputusan Rektor UIN Bandung beserta pimpinan, UIN Bandung ditetapkan menjadi tempat berlangsungnya SBMPTN 2017, Selasa (16/05/2017). Berbagai persiapanpun dilakukan, mulai dari pengamanan serta fasilitas yang disediakan untuk keberlangsungan tes masuk PTN ini.

Staff Ahli Wakil Rektor I sekaligus Koordinator lokasi SBMPTN bagian Computer Based Testing  (CBT) Eri Hadiana, mengatakan bahwa terdapat kendala dalam koordinasinya. “Kendala pasti ada, tetapi apabila terus dipakai sebagai tempat ujian SBMPTN pasti akan semakin padu dan semakin siap,” katanya.

Mengingat pada tahun sebelumnya, gedung Sekolah Dasar (SD) yang menjadi tempat berlangsungnya SBMPTN dan UIN hanya sebagai cadangan apabila pendaftar SBMPTN melebihi 40.000 peserta, karena pendaftarnya kurang dari 40.000 maka UIN tidak jadi digunakan. Sedangkan tahun ini, gedung SD tidak bisa digunakan karena sedang Ujian Nasional.  Sehingga, UIN dan kampus lainnya menjadi tempat berlangsung SBMPTN.

Kendala tersebut terjadi akibat adanya perpanjangan pendaftaran SBMPTN. Hal ini, mempengaruhi jumlah pendaftar dan ketersediaan kursi. Selanjutnya Eri menyatakan “Kita sudah siap sejak Agustus tahun lalu, seperti CBT. Serta  UIN pun sudah menyiapkannya dari tahun lalu setelah penerimaan mahasiswa baru.” pungkasnya.

 

Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments