Fri, 11 July 2025

Parade KAA 2017 Mengedepankan Kebudayaan

Reporter: Agnes Aghata/Magang | Redaktur: Riska Yunisyah Imilda | Dibaca 455 kali

Sat, 13 May 2017
Parade Konferensi Asia Afrika kembali digelar, di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu (13/05/2017). Acara ini berlangsung dari pukul 13:00 hingga 15:30 WIB dari jalan Asia Afrika hingga Cikapundung.(Agnes Aghata/Magang)
Parade Konferensi Asia Afrika kembali digelar, di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu (13/05/2017). Acara ini berlangsung dari pukul 13:00 hingga 15:30 WIB dari jalan Asia Afrika hingga Cikapundung.(Agnes Aghata/Magang)

JURNALPOSMEDIA.COM – Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2017 kembali diadakan di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung. Dengan menghadirkan 27 negara yang ikut serta meramaikan parade ‘Asia Afrika Carnaval’, Sabtu (13/05/2017).

Acara yang dibuka oleh Wali Kota, Ridwan Kamil ini mengusung tema “Celebrating Culture, Celebriting Differences”. Dimana tujuan dari tema tersebut adalah memberitahukan bahwa perbedaan budaya dan adat istiadat tidak perlu dijadikan masalah yang terlalu serius. Seharusnya perbedaan inilah yang menjadikan negara satu dengan negara lain lebih erat hubungannya.

Ketua Paguyuban Mojang Jajaka Kota Bandung, Hilmie Azizi Iskandar, memaparkan bahwa Indonesia ini ragam akan budaya dan adat istiadatnya serta wajib ditunjukkan kepada dunia. Salahsatunya Bandung, kota ini telah dinobatkan sebagai ibukotanya Asia Afrika. “Jadi dapat dilihat difokus utama dunia bahwa perbedaan,  persatuan, dan perdamaian lahir dari Kota Bandung,” paparnya

Lanjut Hilmie, poin penting diadakan parade ini ialah sebagai peringatan bahwasannya masyarakat kota bandung harus berbangga hati, karena dahulu Bandung pernah menjadi tuan rumah dari penyelengaraam KAA 1955.

Selain itu, Parade yang ke-62 ini  juga dihadiri peserta-peserta KAA sendiri diantaranya,  Korea Selatan, China, India,  Bangladesh, Singapura dan Malaysia. Adapun tamu kenegaraan yang  turut dihadirkan dalam acara tersebut ialah Duta Besar Venezuela.

Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments