JURNALPOSMEDIA.COM – Hilangnya unit fasilitas kampus mungkin terdengar sepele, namun dampaknya dapat mengganggu proses pembelajaran secara signifikan. Terkhusus pada era digital saat ini, penggunaan perangkat elektronik dalam proses pembelajaran sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan. Namun, sebuah masalah yang sekilas nampak sederhana, yaitu ketiadaan remote televisi (TV) di gedung perkuliahan UIN Bandung justru menghambat aktivitas belajar-mengajar.
Kendala ini bukan hanya berdampak pada dosen yang harus menyampaikan materi melalui TV, tetapi juga mahasiswa yang sering kali harus mencari remote TV, menghabiskan waktu, bahkan memotong durasi belajar. Keadaan ini menggambarkan betapa pentingnya fasilitas pendukung seperti remote TV dalam proses pendidikan di lingkungan kampus, terutama ketika setiap kelas dilengkapi dengan TV sebagai media pendukung pembelajaran.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) menjadi salah satu fakultas yang paling terdampak oleh kurangnya remote TV ini. Selain itu, perbedaan sistem pengelola yang berbeda tiap fakultas juga bisa membuat mahasiswa harus bolak-balik ke Tata Usaha (TU) atau mencari petugas kebersihan setiap kali ingin menyalakan TV, yang seharusnya bisa diakses secara langsung.
Keterbatasan ini menyebabkan pembelajaran sering kali tertunda. Berdasarkan survei yang dilakukan, banyak mahasiswa menyatakan kesulitan saat mencari remote TV. Salah seorang responden mengungkapkan, “Kadang harus pinjam ke kelas lain dulu baru bisa mulai presentasi, tapi kelas lain juga belum tentu ada, jadi harus keliling dulu cari remote,“
Sebagian besar responden juga menyebutkan bahwa remote sering kali hilang karena terbawa oleh mahasiswa atau disimpan oleh OB. Beberapa mahasiswa bahkan merasa keberatan harus menggunakan aplikasi di ponsel sebagai pengganti remote karena tidak semua ponsel kompatibel, dan pada dasarnya remote TV seharusnya menjadi fasilitas yang tersedia bagi semua pengguna.
“Kami sering kali diberitahu untuk menggunakan aplikasi di ponsel, padahal tidak semua mahasiswa punya aplikasi itu,” ujar seorang mahasiswa Fakultas FDK dalam sebuah wawancara.
Tantangan yang dihadapi ini tak hanya mengganggu jadwal perkuliahan, tetapi juga mengindikasikan perlunya sistem pengelolaan fasilitas yang lebih baik di kampus. Dari survei yang dilakukan, beberapa mahasiswa menyarankan agar kampus menyediakan satu remote di setiap kelas atau menciptakan sistem peminjaman remote yang lebih praktis. Salah satu mahasiswa mengusulkan, “Kampus perlu menetapkan sistem penyimpanan remote di setiap kelas atau menyediakan tempat khusus agar remote selalu mudah diakses dan tidak hilang,”
Mahasiswa lainnya menekankan pentingnya komunikasi yang lebih baik antara fakultas dan pengguna fasilitas untuk mengurangi kelalaian dalam pengembalian remote. Ide-ide ini menunjukkan adanya kebutuhan yang besar akan perbaikan sistem agar fasilitas yang tampaknya sederhana ini dapat mendukung aktivitas belajar secara optimal dan konsisten.
Sering Hilang, Ini Faktor Penyebab Remote TV Sulit Ditemukan di Kelas
Beberapa data yang kami kumpulkan dan temukan ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan pengelolaan fasilitas remote TV di kampus UIN Bandung berdasarkan perolehan data melalui survei, wawancara dengan beberapa pihak, termasuk mahasiswa, dosen, serta staf kampus.
Melalui wawancara terhadap sumber terkait, sistem peminjaman remote TV di setiap fakultas berbeda-beda. Beberapa fakultas, seperti Fakultas Adab dan Humaniora (Adhum), memberlakukan sistem di mana Office Boy (OB) bertanggung jawab meminjamkan dan mengendalikan remote, sedangkan di fakultas lain, remote disimpan oleh resepsionis atau bahkan tidak disediakan secara langsung di kelas.
Beberapa remote yang disimpan oleh OB atau staf kampus untuk menghindari kehilangan, justru menimbulkan kesulitan bagi mahasiswa. Selain itu, kurang pengawasan dan penempatan yang tidak tertib juga membuat penemuan remote TV di kelas semakin sulit.
Inkonsistensi dalam sistem manajemen ini berkontribusi pada kebingungan dan kelalaian mahasiswa dalam mengembalikan remote yang dipinjam. Hal ini ditegaskan oleh Mantan Kasubag Umum, Muhammad Helmi Kahfi mengatakan, “Sistem peminjaman tergantung fakultas masing-masing, sebelumnya, kami berusaha menertibkan melalui pengawasan dari pihak yang ditugaskan,”
Kurangnya kesadaran mahasiswa dalam menjaga fasilitas juga menjadi faktor signifikan. Beberapa mahasiswa mengaku terkadang remote terbawa tanpa sengaja atau tidak dikembalikan karena kelalaian. Salah satu OB, Deni menyebutkan kemungkinan remote hilang di kampus karena kelalaian tersebut.
“Kadang mahasiswa pinjam remote, tapi lupa mengembalikannya, mungkin terbawa pulang atau hilang di kelas,”
Ini menunjukkan bahwa mahasiswa kurang memahami pentingnya menjaga fasilitas yang disediakan oleh kampus. Diketahui sistem pemantauan atas fasilitas di beberapa fakultas kurang ketat dan tidak semua fakultas memberlakukan kontrol yang sama. Fakultas Syari’ah dan Hukum (Syarkum), misalnya, mewajibkan mahasiswa menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai jaminan saat meminjam remote, sementara di fakultas lain sistem peminjaman kurang teratur. Salah satu mahasiswa Syarkum, Alief mengungkapkan,
“Sistem kami menggunakan jaminan KTP agar remote lebih terkontrol dan tidak hilang,”
Berbagai penyebab telah dikemukakan melalui sudut pandang kedua pihak, namun, masih ada beberapa penyebab atau faktor lain yang ditemukan, yaitu, kurangnya tempat penyimpanan yang pasti sehingga membuat remote sering kali hilang atau tertukar.
Melalui data yang dikemukakan, memperkuat kesimpulan bahwa diperlukan sistem manajemen dan pengawasan fasilitas yang lebih baik, serta peningkatan kesadaran mahasiswa dalam menjaga fasilitas yang disediakan kampus.
Sistem Manajemen Berbeda di Tiap Fakultas, Apa Alasannya?
Sebagai salah satu unit yang berperan penting dalam menjaga kelancaran operasional di instansi perkuliahan, bagian umum menyelenggarakan fungsi sebagai pelaksana administrasi umum dan sarana prasarana (sarpras). Salah satu fungsi pokok yang harus dilaksanakan adalah mengenai sistem pengelolaan fasilitas ruang-ruang kelas.
Meskipun demikian, permasalahan hilangnya fasilitas remote TV di gedung perkuliahan akibat manajemen pengelolaan yang kurang baik, tidak mendorong pihak bagian umum untuk menetapkan kebijakan khusus dalam mengatasinya.
Mantan Kepala Sub Bagian Umum (Kasubag Umum) yang mengurusi Sarana dan Prasarana (Sarpras), Muhammad Helmi Kahfi mengungkapkan, tidak ada kebijakan khusus yang ditetapkan mengenai pengelolaan fasilitas.
“Sebetulnya tidak ada kebijakan, karena kita pengin aja ada pelayanan terhadap itu supaya dosen tidak mengeluh. Awalnya banyak keluhan begini-begitu. Tentu kita memberdayakan dan melakukan pelayanan ekstra,” ungkapnya saat diwawancarai, Selasa (29/10/2024).
Tidak adanya kebijakan khusus yang ditetapkan menimbulkan perbedaan cara pengelolaan yang ditetapkan oleh setiap fakultas sehingga membuat adanya ketidakseimbangan jumlah fasilitas di setiap gedung perkuliahan.
Salah satu OB Fakultas Adhum, Deni mengatakan, terdapat perbedaan manajemen pengelolaan di setiap fakultas mengenai fasilitas terutama sistem remote TV.
“Kalau masalah fasilitas, mungkin setiap fakultas juga berbeda, ini berbeda dengan manajemennya, jadi saya juga nggak tahu manajemen yang fakultas lain kayak gimana, cuma kalau di kita khususnya di Fakultas Adab, kalau sistem remote, kita cleaning service itu dikasih tugas atau dibebankannya untuk menjaga remote itu satu lantai itu dikasih satu remote, untuk lima kelas, jadi enggak satu kelas dikasih satu remote, dari fakultasnya memang seperti itu jadi kebijakannya, mahasiswa pinjam, di sini kita stand by ada jadi kita yang menyalakan, kalau di sini,” ujar Deni.
Sama seperti Fakultas Adhum, Fakultas Dakom juga menjadikan OB sebagai penanggungjawab utama dengan kebijakan yang sama mengenai pengelolaan fasilitas, seperti yang dikatakan oleh salah satu OB Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Yudi Gunawan.
“Di Dakom nggak disimpen, jadi di Aa, disimpen di Aa, kalau disimpen di setiap kelas, dulu pernah disimpen, ada di dalam kelas, cuma kadang nggak ada, kasusnya dulu kayak gitu, sekarang dikasih ke mahasiswa kalau yang pinjam, nanti pada kembali lagi,” katanya.
Berbeda dengan Fakultas Adhum serta Fakultas Dakom, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan menjadikan Tata Usaha (TU) sebagai pengelola fasilitas seperti yang dikatakan Kasubag Umum, Helmi Kahfi.
“Manajemen di Tarbiyah dikelola langsung oleh saya dari pihak TU, karena kalo security dan OB yang pegang lemah itu mereka, akan melawan mahasiswa. Tapi kalau saya yang pegang tidak akan melawan,”
Begitu pun dengan Syarkum yang menjadikan TU sebagai penanggung jawab terhadap fasilitas remote TV. Penjaga resepsionis, Shadia mengatakan kebijakan tersebut diberlakukan karena berkurangnya remote TV
“Sistem diberlakukan karena ada berkurangnya remote TV, karena sebelumnya disimpen di kelas, dipegang sama satpam dan OB di tiap tempat, cuma karena ada yang hilang dan kurang jadi ada pengaturan dari fakultas biar lebih tertib,”
Ia menambahkan, sistem yang diberlakukan adalah dengan menyerahkan jaminan berupa identitas seperti KTP agar keberadaan remote TV lebih terjamin dan memudahkan pengelola dalam melacaknya setelah digunakan.
“Di Syarkum itu karena masih rentan ya menitipkan remoteatau menyimpan remote di kelas, jadi sekarang itu sistemnya kalau ada yang mau minjem itu harus menyerahkan jaminan seperti KTP, lalu menulis nama dan ruangan kelasnya baru setelah selesai dikembalikan.” jelasnya.
Inisiatif Adalah Solusi
Menanggapi kendala hilangnya remote TV yang sering menghambat proses belajar-mengajar dan menimbulkan keluhan dari dosen serta mahasiswa, berbagai pihak berupaya mencari solusi untuk meminimalkan gangguan ini.
Dalam pernyataan yang disampaikan oleh perwakilan fakultas, terungkap bahwa setiap fakultas memiliki sistem pengelolaan fasilitas yang berbeda. Hal ini dilakukan sebagai inisiatif masing-masing fakultas untuk mencegah kehilangan remote TV serta menjaga fasilitas tetap tersedia.
Bagian Tata Usaha Fakultas Syarkum, Shadia menyampaikan, perubahan sistem pengelolaan fasilitas remote TV dilakukan sebagai langkah untuk mengatasi hilangnya remote yang sebelumnya pernah hilang akibat kurangnya kesadaran mahasiswa dalam menjaga fasilitas bersama.
“Tadinya ‘kan disimpan di kelas atau dipegang sama satpam dan OB di tiap tempat, cuman karena ada yang hilang atau kurang pokoknya, jadi ada pengaturan dari fakultas gitu. Biar lebih tertib gitu sama siswanya, mungkin karena bukan kehilangan ya. Enggak tahu ada yang nyimpan di mana, pokoknya berkurang aja gitu,” jelasnya.
Inisiatif juga datang dari salah satu dosen Fakultas Dakom, Aep Wahyudin, yang kerap merasa terganggu akibat tidak tersedianya remote TV di kelas. Untuk menyiasati hal tersebut, ia mengambil langkah dengan membeli remote TV pribadi guna memperlancar proses mengajar.
“Kebutuhan pembelajaran penyampaian materi melalui smart tv lebih atentif, responsif dan komunikatif. Sehingga komponen smart tv–nya, kabel USB dan ketersediaan remote–nya harus terjaga, karena remote di kelas seringkali tidak tersedia. Lebih nyaman membeli remote sendiri, remote pada saat dibutuhkan tidak ada, tidak tahu hilang, atau ada yang nyimpan,” ungkapnya.
Di sisi lain, kesadaran mahasiswa juga dipandang sebagai faktor penting dalam menjaga fasilitas bersama. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, terdapat sebagian mahasiswa memutuskan untuk menyediakan remote secara mandiri per-kelas sebagai bentuk solusi kolektif. Upaya dan inisiatif ini menunjukkan adanya kesadaran bersama dari berbagai pihak dalam menjaga fasilitas kampus agar kegiatan belajar-mengajar berjalan lancar.
Lebih lanjut, keterangan dari salah seorang mahasiswa Fakultas Saintek, Alman Maulana mengatakan, inisiatif yang mereka lakukan ketika remote TV tidak ada di kelas yaitu dengan menggunakan alternatif lain, melalui aplikasi di handphone (HP).
“Biasanya suka pakai aplikasi di HP yang ada aplikasi remote, di fakultas aku itu meminimalisir kehilangan soalnya,” ucapnya.
Melalui tulisan ini, tersampaikan harapan adanya kesadarandan inisiatif yang membangun serta menguntungkan satu sama lain agar terciptanya suasana belajar yang kondusif serta aman untuk semua pihak. Seluruh warga kampus sama-sama memiliki tanggung jawab menjaga setiap fasilitas kepemilikan kampus. Remote TV, yang nampak kecil namun memiliki dampak yang cukup siginifikan ketika tiada menjadi contoh bahwa sekecil apapun tindakan kita terhadap kampus akan selalu mendatangkan dampak yang dirasakan oleh seluruh warga kampus. Tak ada salahnya menjadi jujur dan amanah atas apa yang telah disediakan dan menjaganya bagai milik sendiri.