Wed, 15 January 2025

Menjaga Keaslian Rasa Gula Aren dengan Cara Tradisonal

Reporter: Luqy Luqman Anugrah/Magang | Redaktur: Rais Maulana Ihsan | Dibaca 391 kali

Wed, 29 July 2020
Proses pencetakan gula aren dengan menggunakan bambu dan pembuatannya dilakukan secara tradisional di Desa CIbeusi, Subang, Selasa (28/7/2020). (Luqy Luqman Anugrah/Magang)

JURNALPOSMEDIA.COM – Pembuat gula aren di Desa Cibeusi, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang masih menjaga keaslian rasa gula aren dengan cara pengolahannya yang tradisonal. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk menjaga keaslian rasa manis dari gula itu sendiri. Dan menjadi pembeda dari gula lain yang sering kita temui di pasar-pasar.

“Perbedaannya ada di rasa sama di warna, kalau gula yang biasa di pasar biasanya agak hitam dan pahit,” ucap pria pembuat gula aren tradisional, Amo (62) kepada Jurnalposmedia Selasa, (28/07/2020) saat ditanyai perbedaan gula di pasar dengan gula yang ia buat.

Untuk mendapatkan hasil gula yang bagus, menurut Amo butuh melewati beberapa proses yang memakan waktu 5 hingga 7 jam. Hal ini dikarenakan lamanya waktu merebus bahan baku gula “lahang” hingga menjadi gula.

“Untuk bahan mentahnya disebut air lahang kemudian kalo udah direbus disebut wedang. Setelah itu sebelum matang atau masih cair disebut pe’eut barulah jadi gula,” ucapnya.

Untuk pemasarannya sendiri, para pembuat gula di Desa Cibeusi ini biasa menjual kepada para wisatwan yang berkunjung ke Kampung Senyum ataupun Curug Cibareubey dengan harga yang relatif terjangkau.

“Harganya mah semua penjual biasanya sama Rp. 12.500,- per satu bungkusnya, biasanya isi sepuluh biji,” kata Eva (41) salah satu pemilik warung yang menjual gula aren.

Daerah Cibeusi memang terkenal dengan pengrajin gula arennya. Beberapa pohon aren bahkan tumbuh secara alami di hutan dan dimanfaatkan warga sebagai salah satu sumber mata pencaharian.

Jumlah pembuat gula aren kini berkurang karena adanya objek wisata dan kurangnya minatnya warga untuk meneruskan usaha para leluhurnya. Hal itu menjadi penyebab langkanya gula tersebut di pasaran.

Berkurangnya pembuat gula aren asli kini tinggal tersisa di beberapa tempat saja. Salah satunya Desa Wisata Cibeusi dan menjadi ciri khas tersendiri di sana. Para wisatawan sering menikmati gula khas ini secara langsung sembari beristirahat dan menikmati hamparan sawah dengan suasana yang menyejukkan dan udara yang segar.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments