Sun, 24 November 2024

Masjid Ikomah UIN Bandung, Awal Mula Berdiri hingga Arti di Balik Namanya

Reporter: Zahra Pajriyanti | Redaktur: M. Rizky Pratama | Dibaca 735 kali

Mon, 18 July 2022
Masjid Ikomah UIN Bandung
Halaman Masjid Ikomah UIN BANDUNG. (Sumber foto: Google Maps)

JURNALPOSMEDIA.COM– Ketika memasuki lingkungan kampus I UIN Bandung, Sebagian dari kamu pasti sudah tidak asing dengan bangunan luas nan indah, yaitu Masjid Ikomah UIN Bandung.

Masjid bercat putih yang lokasinya berdekatan dengan Pusat Perpustakaan UIN Bandung ini, menyediakan berbagai fasilitas untuk menunjang kenyamanan beribadah para jemaah.

Fasilitas tersebut di antaranya, seperti tempat wudu, toilet, lahan parkir, pelataran masjid di lantai satu dan dua, ruang tahfidz, serta karpet yang menjadi alas bagian dalam masjid.

Masjid Ikomah UIN Bandung sebelumnya dikenal dengan nama Masjid Al-Ghanam dan sempat menjadi tempat Diklat Departemen Agama. Alasan kenapa dinamakan Masjid Al-Ghanam, sebab dulu di depan masjid terdapat banyak hewan ternak, yaitu domba.

Ketua Masjid Ikomah UIN Bandung, Bachrun Rifa’i menjelaskan, bangunan masjid ini sudah ada sejak 1968 ketika UIN masih bernama IAIN. Meskipun sudah mengalami perombakan bangunan pada 1980-an dan 2021, tetapi posisi masjid masih tetap sama seperti sekarang, tidak ada perubahan.

“Dulu IAIN itu ada di Tangkuban Perahu, Jalan Pelajar Pejuang di depan Hotel Homman, lalu pindah kesini dan pada tahun 1968. Itu sudah ada bangunan karena di sini itu tempat Diklat Departemen Agama dan kantor diklatnya itu ya di sini,” tuturnya.

Selain itu, untuk nama dari Masjid Ikomah UIN Bandung juga memiliki cerita tersendiri. Bachrun mengatakan, peran orang tua mahasiswa yang turut membantu dalam pendanaan membangun masjid ini menjadi latar belakang tercetusnya nama “Ikomah”.

“Kalau itu dulu ‘kan masjid ini diperbaiki, nah banyak juga yang bantu iuran ke masjid ini termasuk para orang tua mahasiswa juga. Jadi masjid ini dinamai Ikomah. Ikomah itu singkatan dari Ikatan Orang Tua Mahasiswa,” ujarnya.

Kemudian, di samping fungsinya sebagai tempat ibadah, lingkungan masjid ini sering kali dimanfaatkan sebagai tempat berjualan. Sebagian dari kamu tentu sering melihat pedagang gorengan maupun pedagang lainnya yang berjualan di lingkungan masjid.

Meski sebetulnya hal tersebut tidak diizinkan, tetapi Bachrun menoleransi sampai Pujasera (Pusat Jajanan Serba Ada) beroperasi kembali dan meminta kepada para pedagang untuk selalu menjaga kebersihan masjid.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments