Thu, 25 April 2024

Hari Kebebasan Pers Sedunia, Mengenang Jurnalis yang Gugur Saat Bertugas

Reporter: Retno Nur Hidayati/Kontributor | Redaktur: Reta Amaliyah Shafitri | Dibaca 140 kali

Fri, 4 May 2018
Doc : radiocadenanacional

JURNALPOSMEDIA.COM–Hari Kebebasan Pers Sedunia diperingati setiap tanggal 3 Mei. Diperingatinya kebebasan pers tak lain untuk membela hak-hak jurnalis karena tak sedikit pula jurnalis yang gugur saat melaksanakan tugasnya entah karena pengaruh politik atau ancaman terhadap aktivis dan jurnalis.

Mengenang kembali Fuad Muhammad Syarifuddin atau akrab dipanggil Udin oleh kawan seperjuangannya, kelahiran bantul 18 Februari 1964 yang merupakan seorang jurnalis Surat Kabar Harian (SKH) Bernas Yogyakarta. Saat umurnya 32 tahun, Ia dianiaya oknum tidak dikenal hingga meninggal dunia. Sebelumnya, Udin dikenal sering menulis artikel kritis tentang kebijakan pemerintahan Orde Baru dan militer. Ia dianiaya di depan rumah kontrakannya sendiri hingga berujung kematian. Kejadian tersebut disoroti karena ada beberapa pihak tertentu yang mengalihkan kasusnya, seperti Reserse Umum Polres Bantul Edy Wuryanto yang dilaporkan membuang barang bukti yakni sampel darah dan mengambil buku catatan Udin.

Atau mengingat kembali kasus jurnalis Ersa Siregar, pria kelahiran Berastagi, 4 Desember 1951 yang ditemukan tewas saat bertugas, seusai kontak senjata antara pasukan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dengan pasukan TNI Yonif Marinir VI di Sungai Malehen, Simpang Ulim, Aceh Timur pada 20 Desember 2003 pukul 12.30 WIB. Ersa tewas akibat dua tembakan di tubuhnya yakni leher yang tembus hingga ke tangan kanan dan tembakan dada yang tembus ke punggung.

Ada pula kasus Herliyanto, wartawan Delta Pos Sidoarjo yang terbunuh pada 29 April 2006 silam. Ia dibunuh oleh sekelompok penyerang saat mengendarai sepeda motor di jalan berhutan yang menghubungkan Desa Tulupari dan Tarokan di daerah Probolinggo, Jawa Timur. Ia mendapat luka tikam di perut, leher, dan kepala. Pembunuhannya diduga kuat karena beritanya yang mengungkap korupsi proyek pembangunan jembatan di Desa Reijing. Dalam beritanya, Ia mengungkap bahwa dana infrastruktur lokal senilai 120 juta rupiah telah dikorupsi.

Mengingat banyaknya jurnalis yang telah menjadi korban kekerasan, bahkan hingga harus merenggut nyawa, maka dari itu, literasi media adalah langkah penting untuk meningkatkan kesadaran saat ini karena banyak yang belum paham peran media. Kita boleh bebas berpendapat namun kebebasan itu harus kita batasi dengan bertanggung jawab. Dengan tidak menyebarkan berita hoax ataupun fake. Sekarang sudah saatnya stop kekerasan terhadap jurnalis.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments