JURNALPOS- Rambut adalah aset berharga bagi tubuh kita yang wajib dijaga, bisa dibilang mahkota, bukan hanya untuk wanita namun bagi-priapun rambut jadi hal penting untuk menumbuhkan daya tarik pada lawan jenisnya dan sebagai ajang menunjukan jati dirinya. Berbagai macam gaya rambut banyak kita temui dikalangan mahasiswa, gaya rambut yang menarik perhatian salah satunya adalah gondrong.
Gondrong, atau model rambut panjang, dimana seorang pria berusaha memanjangkan rambutnya yang berlandaskan atas kesukaan. Gondrong identik dengan seni, kebebasan dan idealisme namun semuanya kembali lagi pada satu pepatah “Dont judge book from the cover”.
Di Indonesia, pria yang memiliki rambut gondrong dicap sebagai orang yang urakan, tak bisa diatur, melanggar norma kesopanan, pemberontak, kotor, tidak bertanggung jawab dan lain sebagainya. Berbeda dengan pria yang mencukur rapi rambutnya atau cepak ala militer dianggap sopan dan bermoral. Tindak diskriminasi terhadap pria yang mempunyai rambut gondrong sudah terjadi pada zaman dahulu dari pemerintahan presiden pertama yaitu Soekarno, anak muda yang mempunyai rambut gondrong dan menggandrungi musik barat seperti The Beattles dirazia petugas alasannya untuk menjauhi pemuda dari pengaruh budaya barat, sedangkan pria berambut gondrong yang hendak mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Ijin Mengemudi (SIM) hingga surat keterangan bebas G30S/PKI, tidak akan dilayani, karena pria berambut gondrong dianggap sebagai pelaku kejahatan.
“Sebagian orang mungkin menilai mahasiswa yang gondrong itu nakal, malas dan madesu (masa depan suram) lingkungan saya kebanyakan semua prianya berambut gondrong apalagi teman-teman pria saya dikampus hampir 70% berambut gondrong tapi mereka banyak yang pintar, aktif di organisasi dan sukses jadi pemimpin, punten ini cuma cover jangan cepat menilai negatif hanya dari penampilannya dan ketika saya berambut gondrong ada rasa kepuasan tersendiri ketika memanjangkannya,” ujar salah satu mahasiswa UIN Bandung yang berambut gondrong, Halim Algyas (19), Jumat (17/05/2016).
Seiring berjalannya waktu dengan adanya tuntutan atas kebebasan berekspresi image pria berambut gondrong mulai berubah. Kini gondrong menjadi life style yang banyak digemari para mahasiswa dan mulai membudaya. Tidak sedikit kaum hawapun yang kini lebih menyukai pria berambut gondrong.
“Saya lebih menyukai pria berambut gondrong karena terlihat keren, macho, gagah dan terlihat seperti punya jiwa seni yang tinggi. Meskipun tidak tampan jika pria itu sudah berambut gondrong ada kharisma tersendiri yang gak bisa dijelaskan jadi terlihat keren aja deh pokonya,” ujar salah satu mahasiswi UIN Bandung Egidhia Pramesti (19) saat di jumpai Jurnalpos, Kamis (18/05/2016).
Seseorang tidak bisa dinilai hanya dari rambutnya. Publikpun dapat menilai dengan mata kepala sendiri bahwa kebanyakan koruptor itu berpenampilan rapih, berdasi, berambut pendek dan klimis dan tidak semua penjahat itu berambut gondrong. Sudah jelas bahwa kini gondrong bukan sekedar urakan tapi pria berambut gondrongpun dapat mengagumkan dan memukau.