Sat, 12 October 2024

Di Balik Perayaan Hari Jadi ke-214 Kota Bandung: Tantangan yang Belum Terselesaikan

Reporter: Sylva Anggraeni | Redaktur: Silmy Kaffah Mardhotillah | Dibaca 1075 kali

Sun, 15 September 2024
(Sumber foto: Sabrina Syamsiyatul Fuadah/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM Kota Bandung merayakan ulang tahunnya yang ke-214 dengan semangat dan kemeriahan. Kota yang dijuluki “Kota Kembang” ini memiliki sejarah panjang sebagai pusat kreativitas dan wisata di Indonesia.

Namun, di balik kegemerlapan perayaan, berbagai tantangan kronis terus membayangi kota ini, mulai dari masalah lingkungan, sosial, hingga ekonomi, yang belum mendapatkan solusi konkret.

Minimnya Ruang Terbuka Hijau dan Polusi Udara

Menurut laporan dari bandungbergerak.id edisi Juli 2024, salah satu tantangan utama yang dihadapi Kota Bandung adalah minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Data dari rth.bandung.go.id menunjukkan bahwa Bandung belum mencapai target minimal 30 persen RTH yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekologi kota. Alih-alih bertambah, area hijau justru menyusut seiring dengan pesatnya pembangunan infrastruktur.

Dampak dari berkurangnya RTH ini memperburuk kualitas udara kota. Tingginya penggunaan kendaraan pribadi membuat tingkat polusi udara semakin meningkat, memberikan dampak langsung pada kesehatan warga Bandung. Selain itu, drainase yang buruk dan berkurangnya daerah resapan air menyebabkan banjir yang kerap melanda kota ini, terutama saat musim hujan. Wilayah utara Bandung menjadi salah satu area yang paling sering terkena dampaknya, dan hingga kini, belum ada upaya signifikan untuk mengatasi masalah tersebut.

Ketimpangan Sosial dan Akses yang Terbatas

Tidak hanya masalah lingkungan, aspek sosial juga menjadi perhatian utama. Berdasarkan laporan dari ayobandung.com, ketimpangan sosial di Bandung semakin mencolok, terutama dalam hal akses pendidikan dan layanan kesehatan. Banyak warga, terutama yang berada di daerah terpencil, kesulitan mendapatkan layanan pendidikan yang layak. Kualitas pendidikan di Bandung bervariasi antarwilayah, sehingga memperlebar kesenjangan antara masyarakat yang lebih mampu dan mereka yang kurang beruntung.

Sektor kesehatan juga menghadapi tantangan serupa. Banyak warga yang belum bisa mengakses layanan kesehatan berkualitas, terutama di area yang jauh dari pusat kota. Ini menjadi perhatian serius karena kesehatan adalah hak dasar yang seharusnya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa kecuali.

Ekonomi dan Kemacetan Lalu Lintas yang Tak Kunjung Terselesaikan

Bandung juga dihadapkan pada masalah ekonomi yang kompleks. Urbanisasi yang cepat meningkatkan persaingan di pasar kerja, memperparah kesenjangan ekonomi antara kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan mereka yang lebih mampu. Banyak warga Bandung yang kesulitan mendapatkan pekerjaan, terutama dengan meningkatnya biaya hidup di kota ini.

Kemacetan lalu lintas menjadi masalah klasik yang belum kunjung terselesaikan. Jumlah kendaraan pribadi meningkat setiap tahun, sementara infrastruktur jalan tidak berkembang seimbang. Bandung telah mencoba berbagai solusi untuk mengatasi kemacetan, seperti pembangunan jalan layang (flyover) dan rencana pengembangan transportasi umum. Namun, hasilnya belum terlihat signifikan.

Rencana kontroversial pembangunan tol dalam kota, atau Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR), yang dilaporkan oleh BandungBergerak.id, menuai kritik dari berbagai pihak. Proyek ini dinilai hanya akan memperburuk masalah perkotaan, seperti polusi udara yang semakin tinggi dan penggusuran warga di area yang terkena dampaknya. Warga Bandung menginginkan solusi transportasi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, seperti pengembangan transportasi umum yang efisien dan terjangkau, daripada sekadar menambah jalan untuk kendaraan pribadi.

Tantangan Masa Depan: Siapa Berani Memimpin?

Meskipun dihantui berbagai permasalahan, Bandung masih memiliki potensi besar untuk bangkit dan menjadi kota yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh pada tahun 2045. Namun, untuk mewujudkan visi tersebut, dibutuhkan pemimpin yang berani dan inovatif, serta dukungan penuh dari masyarakat. Kota ini memerlukan solusi kreatif yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup warga.

Momentum perayaan ulang tahun ke-214 ini seharusnya tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga refleksi bersama tentang langkah-langkah apa yang bisa dilakukan untuk membawa Bandung ke arah yang lebih baik di masa depan.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments