JURNALPOSMEDIA.COM – Ayatollah Sayyid Ali Khamenei kerap dikenal dengan sebutan Ali Khamenei ini merupakan seorang Pemimpin Tertinggi Iran kedua sejak 1989. Tidak hanya dikenal sebagai pemimpin politik yang berpengaruh terhadap politik global, tetapi juga sebagai tokoh pemikir Islam yang memberikan pengaruh besar bukan hanya untuk negaranya melainkan untuk Islam diseluruh penjuru dunia. Berkat dedikasinya inilah yang menjadikan Ali Khamenei menempati peringkat ke 3 dalam daftar The Most Influential Muslims in the World yang diterbitkan oleh The Royal Islamic Strategic Studies Centre tahun 2024.
Mendapat penghargaan peringkat ketiga dari 500 muslim paling berpengaruh di dunia ini bukanlah hanya sekedar penghargaan atas pengaruh daripada Khamenei, tetapi juga sebagai pengakuan atas pentingnya ide – ide yang ia perjuangkan. Dunia Islam terus menghadapi tantangan besar, dan tokoh seperti Khamanei inilah yang menunjukkan bahwa agama dan politik dapat bersatu untuk menciptakan perubahan yang berarti.
Mengapa Ayatollah Khamenei Begitu Berpengaruh?
Setelah Ali Khamenei menggantikan Ayatollah Khomeini pada tahun 1989, Ia kini menjadi figur sentral dalam membentuk Iran modern. Dengan sistem Wilayat al Faqih (Kepimpinan Ulama), Khamenei menekankan pentingnya ulama yang memahami hukum Islam untuk memimpin negara demi memastikan bahwa setiap keputusan politik selalu berpijak pada nilai – nilai agama.
Namun, konsep inilah yang sering dianggap konroversial, terutama di dunia Muslim yag beragam politik dan teologis. Beberapa pihak menganggap bahwa Wilayat al Faqih ini sebagai sistem yang mengonsolidasikan kekuasaan ulama, sementara Khamenei sendiri menekankan bahwa prinsip ini bertujuan untuk menjaga stabilitas dan kedaulatan bangsa di tengah dominasi kekuatan asing.
Dibawah kepemimpinan Khamenei, Iran telah menjadi simbol perlawanan terhadap hegemoni global, khusunya Barat. Menurutnya, Amerika Serikat adalah simbol ‘arogansi global’ yang menggunakan kekuatan ekonomi dan militernya untuk mendikte dunia. Pandangan ini bukanlah sekedar retorika politik saja, melainkan juga sebagai cerminan dari pemikiran Khamenei bahwa dunia Islam harus membebaskan diri dari ketergantungan pada kekuatan luar.
Khamenei dikenal sebagai seorang pemimpin yang memiliki perhatian besar terhadap keadilan sosial. Dalam pidatonya, ia banyak menyerukan perlindungan terhadap kaum miskin dan tertindas. Baginya, Islam bukan sekedar agama spiritual, tetapi juga sistem sosial yang bertujuan menciptakan keadilan dunia. Komitmenya terhadap keadilan sosial tercermin dalam berbagai program domestik Iran, termasuk upaya redistribusi sumber daya untuk mendukung masyarakat miskin. Namun, lebih dari itu, ia juga memperluas konsep ini ke panggung internasional. Dukungan Iran terhadap perjuangan rakyat Palestina juga merupakan salah satu bentuk dedikasi Khamenei dalam membela hak hak umat Islam yang tertindas di seluruh dunia.
Salah satu visi besar dari pemikiran Khamenei adalah persatuan umat Islam ditengah perpecahan sektarian antara Sunni dan Syiah yang sering digunakan oleh kekuatan asing untuk melemahkan dunia Islam. Khamenei menyerukan umat Islam untuk bersatu dalam menghadapi berbagai tantangan bersama, seperti pendudukan Palestina dan intervensi asing di kawasan Timur Tengah.
Meski hal ini mendapat perhatian dan dukungan dari banyak pihak, tantangan dan hambatan dalam mewujudkanya tetap besar. Ketegangan geopolitik, terutama anatar Iran dan negara – negara mayoritas Sunni terus menjai penghalang untuk Khamenei dapat mewujudkan visinya tersebut.
Peringkat ke-3: Apa maknanya?
Menduduki posisi ke-3 dalam The Most Influential Muslims in the World menunjukan pengakuan global terhadap peran strategis Khamenei yang pengaruhnya tidak hanya dirasakan oleh Iran saja tetapi juga di kawasan Timur Tengah dan dunia Muslim secara keseluruhan. Meski pemikiranya kerap menjadi kontrovesi, terutama di Barat dan di antara sebagian negara Muslim, gagasan – gagasan tersebut tetap relevan dalam membahas isu – isu seperti keadilan sosial, kedaulatan nasional dalam melawan dominasi global dan persatuan umat Islam.
Pada akhirnya, pemikiran Ayatollah Khamenei mengundang refleksi tentang bagaimana umat Islam dapat membangun masa depan yang lebih baik dengan bersandar pada tradisi mereka, dengan tetap mempertahankan relevansi terhadap dinamika global yang terus berkembang.