(Dari kiri) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, Anang Sudarna dan Asisten Gubernur Jawa Barat, Koesmayadie Tatang Padmadinata, saat berbicara di depan awak media dalam konferensi pers H-3 Aksi Earth Hour ‘Switch off’, di hotel Mercure Setiabudi, Kota Bandung, Rabu (22/03/2017). (Dian Aisyah/Jurnalposmedia)
JURNALPOSMEDIA.COM– “Sumber energi yang dipakai sekarang akan habis, maka perlu ada aksi hemat dan bijak menggunakannya.” Demikian ungkapan Koordinator Earth Hour Kota Bandung, Dwi Widya Mutiara, saat menghadiri konferensi pers di Hotel Mercure Setiabudi, Kota Bandung, Rabu (22/03/2017). Sejauh upaya yang telah dilakukan sejak 2011, Earth Hour Kota Bandung terus berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam aksi kebijakan dan implementasi energi.
Menurut Dwi, sudah ada beberapa kota di Jawa Barat yang ikut serta dalam Earth Hour ini. Di antaranya adalah Bandung, Bogor, Depok, Cimahi, Purwakarta, dan Bekasi. Kemudian Dwi berharap kolaborasi ini bisa mewujudkan sinergi dengan pemerintah, komunitas, dan korporasi, dalam implementasi konsumsi energi hemat dan bijak.
Pada tahun ini Earth Hour Kota Bandung sudah melakukan beberapa aksi. Seperti aksi pemanfaatan barang bekas, aksi bersepeda dan donasi buku untuk ‘Angkot Pintar’, aksi edukasi hemat energi, yang melibatkan berbagai sekolah di Kota Bandung dan sekitarnya. Kemudian aksi memilah sampah dan donasi sampah elektronik, kepada pengunjung Car Free Day Dago Kota Bandung, dan berpuncak dengan aksi ‘Switch Off’ serentak pada 25 Maret 2017 pukul 20.30 – 21.30 WIB. Sementara itu, di Kota Bandung sendiri, aksi mematikan lampu dan peralatan elektronik yang tak terpakai tersebut, akan berpusat di Gedung Sate Provinsi Jawa Barat, dan Balaikota Bandung.
“Penggunaan energi dengan hemat dan bijak ini tidak berhenti setelah satu jam di 25 Maret saja nantinya, tapi juga bisa menjadi gaya hidup,” ujar Dwi
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung, Mohamad Salman Fauzi mendukung aksi Earth Hour ini. Menurutnya, aksi tersebut bisa mensosialisasikan bagaimana menjaga lingkungan hidup di bidang energi. Ia mengaku telah mengajak korporasi, pusat perbelanjaan, sekolah, hotel, dan kampus di Kota Bandung untuk ikut serta dalam aksi implementasi energi ini.
“Apa yang dilakukan saat energi mulai habis? setidaknya ada dua hal. Pertama, mencari energi terbarukan, kedua dengan melakukan hemat energi.” Ujarnya.
Senada dengan Fauzi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, Anang Sudarna berterimakasih atas kegiatan Earth Hour. Bagi Anang, penggunaan energi ini memiliki hubungan erat dengan kelestarian lingkungan. Penggunaan energi bisa memengaruhi proses produksi pembangkit energi tersebut. Misalnya, dalam produksi pembangkit listrik dengan batu bara, yang memerlukan 11 ribu ton per hari untuk seribu Megawatt, bisa diperhemat dengan penggunaan energi yang telah dihasilkannya tersebut.
Demikian ia melanjutkan, mengingat bahaya limbah batu bara bagi lingkungan, dan hanya baru beberapa perusahaan yang dilengkapi teknologi canggih dalam pengelolaannya. Maka upaya penggunaan hemat energi ini bisa menekan jumlah limbah dalam produksi energi.
“Selain dapat mengurangi dampak lingkungan dari proses pemangkitan listrik, dengan kita menghemat energi, juga bisa memberi kesempatan ke saudara lain yang belum bisa menggunakan listrik.” Tutupnya.