Fri, 29 March 2024

Pajang Karya LSLK, Tampilkan 18 Lukisan yang Bervariatif

Reporter: Sherly Putri F | Redaktur: Ghina Tsuroya | Dibaca 169 kali

Sat, 28 November 2020
UIN Bandung
Penampakan beberapa karya anggota yang dipajang LSLK UIN Bandung di Cafe New Cammary, Jumat (27/11/2020). (Sherly Putri Febrianti/Reporter)

JURNALPOSMEDIA.COM– Dengan mengusung tema “Nyeni dan Ngopi” (Nyepi), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Seni Lukis dan Kaligrafi (LSLK) UIN Bandung menggelar pajang karya di Cafe New Cammary, Jalan Manisi, Bandung pada Jumat, (27/11/2020).

Kegiatan tersebut merupakan apresiasi LSLK terhadap para anggotanya, sekaligus sebagai ajang pengukuhan simbolis bagi para anggota baru. Rangkaian di hari pertama, yakni pajang karya dimulai pada pukul 20.00 hingga 23.00 WIB, dengan menampilkan 18 karya bertema variatif, seperti realis, dan non-realis.

Salah satu pengurus LSLK, Siti Munawaroh menuturkan bahwa anggota yang memajang karya dibebaskan mengekspresikan pikirannya untuk kemudian dituangkan di atas kanvas, “Tema yang diberikan sangat bebas, karena (dengan) kebebasan inilah anggota mampu memberikan lukisan yang variatif. Seperti halnya saya yang mengusung tema surrender tentang memaknai kehidupan, pentingnya tafakur diri yang terkadang hidup tidak serta-merta harus mengikuti kemauan diri, dan sering kali melupakan jalan takdir Tuhan,” ungkapnya, Jumat, (27/11/2020).

Selanjutnya, rangkaian acara kedua yang digelar malam ini, Sabtu (28/11/2020) akan menjadi acara puncak. Berbagai pertunjukan seperti live music, performing art, hingga musikalisasi puisi dari Jaringan Anak Sastra (JAS) akan turut memeriahkan puncak acara. Lalu, diikuti dengan pengukuhan BARTA 26 dan pengumuman lomba.

Pada tahun-tahun sebelumnya, LSLK selalu mengadakan pameran. Namun di tahun ini, kegiatan pameran dialihkan ke pajang karya karena mengingat keterbatasan ruang gerak yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Ketua LSLK, Hilal Dzikry saat ditemui Jurnalposmedia Jumat malam, “Kegiatan ini dianggap sebagai salah satu inovasi terbaru dari LSLK. Karena pada tahun sebelumnya, kami (LSLK) rutin menggelar pameran. Untuk sekarang, karena situasi dan kondisi yang kurang memungkinkan, pameran ini diubah menjadi pajang karya,” tuturnya.

Semakin malam, para pengunjung terus berdatangan untuk menikmati karya-karya yang dipajang. Hilal menyebut persiapan yang dilakukan memakan waktu hingga satu bulan, adapun kendala yang dihadapi yakni berupa proses perizinan, SDM panitia yang minim, pemilihan tempat, serta perombakan acara akibat adanya pandemi Covid-19.

Panitia penyelenggara berharap dengan hadirnya kegiatan ini dapat menjadikan masyarakat lebih peka akan seni. Tidak hanya karena keindahannya saja, tetapi juga dari arti dan makna dalam sebuah karya seni, serta terus melestarikannya agar tidak padam di tengah masyarakat.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments