JURNALPOSMEDIA.COM – Pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Bandung kembali menuai polemik. Statuta Dewan Ekeskutif Mahasiswa (Dema-U) sebagai dewan pengarah kepanitiaan tidak dilibatkan dalam proses pelaksanaan PBAK 2021.
Ketua umum Dema-U, Malik Fajar Ramadhan menyatakan kecewa dengan proses pelakasanaan PBAK tahun ini.
“Hari ini Dema-U sendiri ada beberapa hal yang kiranya menciderai status Dema-U di PBAK 2021. Pertama, persoalan penunjukan Event Organizer (EO), dan Dema itu cenderung tidak diberikan informasi yang utuh. Jadi kita juga tidak tahu-menahu sebetulnya PBAK 2021 hari ini secara rinci itu seperti apa,” ungkapnya, Senin (16/8/2021).
Malik melanjutkan, secara umum pihaknya kecewa terhadap proses pelaksanaan PBAK 2021. Pihak kampus tidak melibatkan elemen kemahasiswaan sepenuhnya sehingga PBAK 2021 tidak terbuka secara utuh.
Ia menegaskan tidak akan terlalu ikut campur dan tidak akan mengurusi PBAK 2021. Bahkan pihaknya hendak membuat agenda sendiri yang sifatnya serupa.
Menurutnya, jika dari segi konsep dan juga pelaksanaan Dema-U hanya diminta mengikuti aturan kampus, pihaknya khawatir nilai-nilai kemahasiswaan tidak bisa tertanam dengan baik.
“Karena kami rasa nilai yang paling utama yang ada di agenda PBAK 2021 adalah bagaimana memperkenalkan budaya akademik dan kemahasiswaan kepada mahasiswa baru. Artinya nilai-nilai akademik dan kemahasiswaan perlu diberikan dan ditanamkan kepada mahasiswa baru sebagai upaya kaderisasi ormawa intra kampus,” terangnya.
Selain itu, ia khawatir ormawa intra kampus tidak memiliki ruang untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa baru.
“Kami menyatakan kekecewaan atas proses pelaksanaan PBAK 2021 dan juga kami menyatakan tidak akan terlalu ikut campur atau mengurusi urusan PBAK,” tegasnya.
Terakhir, Dema-U mengajak seluruh ormawa intra kampus untuk bersama-sama merumuskan agenda serupa dalam rangka penyambutan mahasiswa baru.
