Fri, 11 July 2025

Gathering Photosspeak, Dalam Rangka Sambut Anggota Baru

Reporter: Teten Handani | Redaktur: Lisna | Dibaca 670 kali

Mon, 23 April 2018
Pengurus photosspeak bersama para alumni berfoto bersama seusai pengukuhan calon anggota photosspeak yang baru di Villa Rajawali, Kampung Pasirluhur, Desa Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, Minggu (22/04/2018).(Photo’s Speak/Djuli Pamungkas)

JURNALPOSMEDIA.COM– Setelah melalui beberapa tahap seperti mengikuti Ngobrol Photography (Ngopi) dan pengumpulan foto tiap minggunya. Calon Anggota (Caang) Photosspeak periode 2017-2018, diwajibkan mengikuti kegiatan Gathering, mulai dari proses rally foto dan foto journalist di Kampus UIN Bandung dengan dilanjutkan di Villa Rajawali, Kampung Pasir Luhur Desa Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, pada 21 sampai 22 April.

Dalam pemaparan materi, Fajri atau sering disapa Ijot berbagi pengalaman dalam sejarah berdirinya Komunitas Fotografi Photosspeak. Menurutnya, photosspeak adalah sebuah media yang perubahan niatnya sangat mulia, “Kita banyak belajar dari motret bersama, ngaliweut, dan diskusi, kita banyak belajar dari sana. Bahkan untuk pameran pertama kita patungan, karena hidup itu patungan padahal fotonya tidak banget, tapi semakin kesini makin keren,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Fajri menjelaskan istilah kepala suku tersebut merupakan sebagai pemimpin di photosspeak. Tetapi, tanggung jawab sebagai pemimpin tidak dikerjakan sendirian tapi bersama-sama. Sedangkan kata ‘Mamprang‘ di Photosspeak hanya muncul secara tiba-tiba, dan tidak mempunyai aturan baku. Selain itu menurutnya foto yang berbicara, dimaknai apa yang dipikirkan dan bicarakan dalam mengambil suatu harmonis foto di dunia nyata, dengan dilengkapi caption yang memberi informasi yang akurat.

Senada dengan hal tersebut alumni photosspeak, Djuli Pamungkas juga mengungkapkan bahwa photosspeak itu awalnya hanya kumpulan dari 10 orang yang memiliki hobi yang sama yaitu foto, lahirnya foto jurnalis pertama kalinya di UIN Bandung yaitu tidak lain merupakan sosok dari Irfan Alfaritsi. Djuli Pamungkas berharap kedepanya photosspeak tidak seterusnya harus konsentrasi tentang pameran, namun tugas mulianya yaitu dengan memberikan informasi kepada khalayak yang seluasnya.

Salah seorang anggota photosspeak, Helmayanti Sabila Romansyah mengungkapkan kesannya ketika mengikuti gathering photosspeak. “Acaranya seru, kompak, rasa kekeluargaan dan kebersamaanya sangat terasa, banyak pelajaran yang dapat diambil, dan tambah semangat motret dan berkarya pokoknya.” tutupnya.

Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments