JURNALPOSMEDIA.COM– Menonton film jadul yang masih memiliki grafis hitam putih mungkin akan terasa sangat membosankan. Apalagi di era penggunaan efek komputer atau CGI (Computer-Generated Imagery) seperti sekarang ini. Orang-orang akan lebih memilih film yang memiliki grafis yang fantastis dan realistik ketimbang menonton film dengan layar hitam putih atau 3gp.
12 Angry Men merupakan salah satu film klasik yang masih memiliki grafis hitam putih yang sangat direkomendasikan untuk anda tonton. Film low-budget yang dirilis tahun 1957 ini, hanya mengambil latar di sebuah ruangan pengadilan. Namun siapa sangka, film sesederhana itu, memiliki rating 8.9 di situs IMDb.
Film ini menceritakan tentang 12 juri dalam sebuah persidangan yang akan menentukan eksekusi mati kepada seorang remaja yang diduga melakukan pembunuhan. Untuk menentukan apakah terdakwa tersebut pantas dieksekusi, melalui pemungutan suara, semua juri harus sepakat bahwa terdakwa bersalah.
Bukti kongkretnya seperti pisau lipat, tidak adanya alibi yang kuat dari terdakwa, dan keterangan dari para saksi yang memberatkan terdakwa di pengadilan, membuat keputusan eksekusi mati hampir bulat. Namun, dari 12 voters, ada satu juri yang tak setuju bahwa si remaja bersalah.
Juri nomor delapan, Henry Fonda tidak setuju bahwa terdakwa bersalah. Ia melihat beberapa kejanggalan yang membuat dirinya berfikir bahwa terlalu cepat jika keputusan eksekusi mati dilakukan. Padahal keputusan tersebut menyangkut hidup-mati seseorang.
Sesuai dengan judulnya, keputusan Henry membuat sebagian juri menjadi marah. Sebagian juri ingin cepat menyelesaikan kasus ini dengan segera. Alasannya cukup sepele, seperti ingin cepat pulang ke rumah atau ingin cepat meninggalkan ruangan yang cukup gerah.
Membuktikan bahwa terdakwa tidak bersalah, sekaligus melawan juri-juri yang begitu emosional, tentu saja bukan hal yang mudah dilakukan oleh Henry. Disini hal-hal menarik mulai terjadi. Pemaparan argumentasi serta asumsi dari Henry membuat sebagian juri sadar bahwa mereka harus memikirkan ulang keputusan mereka.
Disisi lain, melihat bukti-bukti yang kuat serta, sebagian juri tetap kekeuh memutuskan bahwa terdakwa bersalah. Disinilah mulai terjadi perdebatan sengit yang akan memutuskan hidup-mati seseorang. Jika Anda suka dengan film yang memutar otak, film ini sangat cocok untuk Anda tonton.
Detil mengenai kemungkinan-kemungkinan dan argumentasi dari Henry Fonda sangat menarik untuk disimak. Film ini juga kental akan nilai moral. Moral dalam film ini mengingatkan kita untuk tidak terlalu cepat dalam menentukan keputusan, apalagi menyangkut hidup dan mati seseorang.