JURNALPOSMEDIA.COM – Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh UIN Bandung, resmi digelar sejak 25 Juli lalu. Adapun hampir dua pekan berjalan, Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) UIN Bandung, Aep Kusnawan terus memantau proses yang dilaksanakan.
KKN Dari Rumah (DR) yang baru diterapkan tahun ini, membuat beberapa kebijakan berubah. Menurut Aep, salah satunya dari alat kontrol komunikasi dengan mengandalkan sistem daring. Lalu, melalui jalur komunikasi dari koordinator kelompok (KKP), koordinator dosen pembimbing lapangan (DPL), dan tim ahli lainnya.
Namun, hal ini tidak serta merta berjalan mulus tanpa hambatan. Aep ungkapkan berbagai kendala yang dirasakan, bukan hanya dari dirinya namun laporan atau informasi yang ia terima. Yakni, beberapa kelompok mahasiswa yang tidak menjalankan KKN secara DR, tetapi lebih kepada KKN Normal atau reguler.
“Kami mengingatkan berkali kali, kepada teman-teman untuk melakukan KKN DR. Sesuai dengan lingkupnya, maksimal ditingkat RW. Tapi, kami sejauh ini hanya dalam bentuk mengingatkan. Terutama aspek yang peru di waspadai itu, tentang bahaya covid-19,” tuturnya saat ditemui di ruangannya, Rabu, (5/8/2020).
Imbauan lainnya yang disampaikan Aep, terkhusus kepada para peserta KKN untuk mengabdi dan memberi manfaat sebanyak-banyaknya ke masyarakat. Baik melalui pelaksanaan KKN DR yang dilakukan secara individual di sekitar rumah masing-masing (RT/RW) dan menghidari pelaksanaan KKN DR dengan berkerumun (bekelompok). Selain itu, Aep informasikan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan baik secara lahir maupun bathin, serta senantiasa mensosialisasikan akan pentingnya menghidari diri dari bahaya covid 19.
Aep mengatakan sebagai pengingat dari Kementerian Agama (Kemenag) juga, KKN kita adalah KKN-DR, sebaiknya menghindari dan minimalisir kegiatan yang sifatnya berkerumun. Alasannya, pihaknya tidak merekomendasikan untuk berkelompok dalam jumlah kelurahan, kecamatan atau lingkup yang lebih luas.
Lalu, menghindari KKN di tempat orang lain, supaya tidak membuat risih kepada penduduk setempat. Sehingga bukan hanya berakibat untuk mahasiswa, tetapi kepada warganya. Meski adanya izin yang dilakukan, tetapi ketidaktahuan akan bahaya seperti apa yang sedang di waspadai.
“Kembalilah untuk KKN di tempat masing-masing, dan itu pertanda kawan-kawan sayang kepada daerah masing-masing,” ucapnya.
Sedangkan itu, Aep menegaskan untuk mahasiswa memperhatikan Tinjauan Petunjuk Teknis (Juknis). Pun, menjadi catatan tersendiri bagi para mahasiswa, agar dibaca kembali tata cara atau prosedur yang benar dalam melaksanakan KKN-DR. Guna memverifikasi data untuk nantinya laporan mahasiswa, Aep memberikan kewenangan relatif penuh kepada dosen pembimbing dan mempercayakan kepada koordinator dosen pembimbing.
“Selain itu, mempercayakan kepada sistem dengan menggunakan uji turnitin. Jika diatas 30 persen, maka penduplikasian termasuk tinggi. Guna menghindari turnitin, otomatis laporannya harus berbeda, sehingga tidak terjadi duplikasi laporan,” lanjutnya.
Aep menuturkan, hadirnya kendala utama dari aspek komunikasi tanpa tatap muka, ada yang terkendali dan ada yang bias. Maka aspek tersebut masih terus dipelajari Aep karena KKN-DR yang baru diterapkan tahun ini. Namun, kekurangan yang ada menjadi model kedepan, sehingga evaluasi dan perbaikan bisa dilakukan. Harapannya dalam segala kendala yang terjadi namun tetap masih bisa diikuti.
Sebagai penutup, Aep sampaikan selamat menjalankan KKN-DR untuk seluruh mahasiswa/i UIN Bandung.
“Tetap jaga kewaspadaan, lalu silahkan kembali kepada juknis yang kami buat. Kemudian, jangan terlalu terlena untuk kegiatan saja tetapi juga siapkan menulis laporan,” ungkapnya.
Adapun, tanggapan lainnya mengenai KKN DR disampaikan oleh salah satu KKP KKN-DR, Lugi Hamdani. Mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir ini mengatakan, dalam keadaan pandemi ini adanya plus minus dalam agenda KKN. Minusnya, tidak bisa merasakan lingkungan baru yang memang belum benar-benar mengetahui permasalahan, letak geografis dan lain sebagainya tentang tempat tersebut.
Namun, terkhusus sekarang dirinya dituntut melaksanakan KKN-DR dengan plusnya dirasakan akan sedikit lebih mengenal kondisi dan permasalahan di lingkungannya. Akan tetapi, dalam praktek dilapangannya tetap saja terkadang membutuhkan rekan atau teman. Menurut Lugi, alasannya karena bisa lebih memudahkan dan membuat lebih efektif dalam pelaksanaannya.
“Akan tetapi meskipun dengan keadaan seperti ini kita harus tetap berusaha, berdo’a dan bertawakal kepada Yang Maha Kuasa karena tidak ada proses dan nikmat yang kita dapatkan kecuali hanya dari-Nya,” pungkasnya saat dihubungi via daring, Kamis, (6/8/2020).