JURNALPOSMEDIA.COM – Kemajuan teknologi dan informasi memengaruhi banyak bidang, tak terkecuali bidang jurnalisme. Kehadiran media baru, seperti internet yang mengakibatkan peta media berubah. Perkembangan internet yang pesat menuntut adanya kecepatan informasi atas suatu hal yang terjadi dalam kehidupan.
Oleh karena itu, Talk Show My Ilkom kembali menyuguhkan topik menarik mengenai praktik jurnalisme di era digital dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat. Melalui video conference Zoom Meeting, acara diskusi ini berlangsung pada Jum’at (7/01/2022).
Diskusi interaktif dipandu oleh Anggota Operasional PAO, Lina Karlina. Adapun dua narasumber yang hadir, yakni Video Jurnalis NET TV, Anan Surya dan Dosen sekaligus Ketua Prodi (Kaprodi) Jurnalistik UIN Bandung, Enjang Muhaemin.
Diskusi dibuka dengan membahas tuntutan media yang kemudian membuat para jurnalis bergerak cepat dalam menggali data dan informasi. Hal tersebut membuat suburnya kegiatan reportase online terutama di masa pandemi ini.
Reportase online merupakan bentuk kreasi dari seorang jurnalis dengan tujuan menyampaikan informasi secara cepat kepada masyarakat. Namun, sesuatu yang bersifat cepat tentu memiliki kelemahan. Hal ini yang juga disampaikan Enjang dalam menanggapi fenomena jurnalisme di era digital.
“Kecepatan informasi tersebut sering kali berimplikasi pada lemahnya tingkat akurasi dari informasi yang disampaikan,” ujar Enjang.
Selain Enjang, Anan berpendapat masa pandemi di tengah era digital menjadi tantangan besar bagi para jurnalis. Dengan kemudahan akses internet, membuat banyak orang mudah mengunggah informasi dan menyebarluaskannya sekali pun tanpa proses verifikasi kebenaran isi informasi tersebut.
Tak hanya itu, Anan mengungkapkan kekacauan media pun diperparah oleh keberadaan media buzzer. “Keberadaan media buzzer, yaitu media-media yang tidak bertanggungjawab yang mencatut nama sebuah media terkemuka. Hal ini sangat memberatkan media arus utama,” ucap Anan.
Pengaruh Masyarakat dalam Bermedia
Perkembangan media saat ini cukup mendapatkan pengaruh dari masyarakat. Dengan adanya akses internet yang dapat dijangkau, masyarakat akhirnya membutuhkan sumber informasi yang bisa mereka perbarui secara mudah dan cepat.
Contohkan saja media televisi. Dalam hal ini, media televisi terancam dengan hadirnya media baru berbentuk digital, seperti YouTube yang dapat diakses kapanpun dan di manapun.
Selain menuntut kecepatan informasi, saat ini keadaan menunjukkan masyarakat lebih menyukai berita-berita yang singkat. Hal ini yang kemudian diikuti oleh media demi mengikuti keinginan pasar.
Namun tentunya, sebuah media mampu bertahan dengan catatan tetap mempertahankan karakteristiknya meski mengalami masa transisi. Kini, tak sedikit masyarakat melakukan proses menyaring informasi yang mereka peroleh.
Tingkat literasi masyarakat yang mulai meningkat, mendorong masyarakat untuk dapat membedakan mana berita benar dan hoaks. Hingga pada akhirnya, masyarakat tetap memilih media arus utama sebagai sumber berita dan informasi.
“Namun sekalipun internet berkembang dengan pesat, faktanya berita-berita yang mendalam akan mampu mengalahkan berita-berita yang cepat,” ungkap Enjang optimis.
Masa Depan Jurnalisme dengan Pesatnya Arus Teknologi
Berbicara mengenai era digital, berkaitan pula dengan perkembangan masa depan. Lantas, hal ini berhubungan dengan masa depan jurnalisme sendiri nantinya. Isu ini cukup hangat dibicarakan, karena dengan pesatnya arus teknologi mampu membuat siapapun menyebarluaskan berita.
Meski begitu, seorang jurnalis profesional akan tetap dibutuhkan. Karena, jurnalis memiliki nilai lebih yang tak dimiliki oleh pihak-pihak yang menyebarluaskan berita secara sembarangan.
“Profesi jurnalistik tidak akan mati, justru semakin dibutuhkan seiring kemajuan teknologi. Saat ini, kebutuhan informasi semakin meningkat dan pihak yang dapat memberikan informasi yang terseleksi dan terverifikasi adalah seorang jurnalis,” jelas Enjang.
Enjang juga menambahkan, semua pihak bisa membuat informasi, namun tak semua orang bisa menyajikan berita. Karena, berita merupakan informasi yang telah melalui tahap seleksi dan verifikasi.
Selain itu, profesi jurnalis merupakan kekuatan yang dapat menjadi pengoreksi atau pengkritik otoritas yang sedang berkuasa.
Pada kesimpulannya, semua setuju kemajuan teknologi dan informasi berpengaruh bagi dunia. Jurnalisme tetap eksis dengan pesatnya era digital. Karena sesungguhnya, laju informasi dipegang oleh para jurnalis yang lebih kompeten dalam bermedia.
“Pihak yang dapat bertahan dalam arus ini ialah ia yang mampu menyesuaikan diri melalui peningkatan kompetensi yang diselaraskan dengan perkembangan zaman,” tutup diskusi.