JURNALPOSMEDIA.COM – Sejak tahun 2016, seorang penjual nasi kuning di salah satu sudut Kota Bandung, Ibu Juju (54) telah memberikan pelajaran hidup yang berharga tentang arti berbagi melalui dagangannya. Dengan harga hanya Rp3.000 per porsi, nasi kuning yang ia jual tidak hanya terjangkau, tetapi juga mencerminkan niat mulia yang menginspirasi banyak orang.
“Awalnya, saya terinspirasi untuk membuat nasi kuning ini sendiri, dengan racikan yang berbeda. Saya ingin agar nasi kuning ini bisa dijangkau oleh masyarakat yang memiliki uang minim, namun tetap mendapatkan makanan yang enak dan bergizi,” ujarnya saat diwawancarai Jurnalposmedia, Jumat (22/11/2024).
Racikan nasi kuningnya terdiri dari nasi kuning yang disajikan bersama bihun, tempe, telur, sambal, dan kerupuk.
“Semua bahan yang saya pilih memang disesuaikan agar terasa lezat, dan tentunya harga yang terjangkau,” tambahnya.
Namun yang membuat lebih istimewa adalah filosofi di balik setiap porsi nasi kuning yang dijual.
“Saya sangat terinspirasi oleh ajaran untuk bersedekah. Karena kondisi saya yang terbatas, saya tidak bisa selalu bersedekah dengan uang, jadi saya menggunakan dagangan seperti nasi kuning dan kupat tahu untuk berbagi,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, setiap penjualan juga menjadi bentuk sedekah, meski tidak ada biaya tambahan yang dibebankan pada pembeli.
Tidak seperti warung biasa, dagangan nasi kuning ini selalu tersedia dan jika ada sisa, ia akan berjualan sambil berkeliling di sekitar rumahnya.
“Saya tidak punya modal untuk sewa kios, jadi saya jualan dari rumah dulu dan kalau tidak habis saya keliling,” katanya.
Lebih lanjut, Ibu Juju berharap dagangannya selalu laris dan dilancarkan oleh yang Maha Kuasa.
“Saya berharap dagangan ini terus laris dan rezeki saya selalu dilancarkan oleh Allah Swt. Semoga apa yang saya lakukan bisa memberi manfaat lebih banyak bagi orang lain,” tambahnya dengan penuh harapan.
Di tengah kesibukan mahasiswa rantau yang selalu dihantui oleh keterbatasan waktu dan anggaran, sebuah warung nasi kuning dengan harga terjangkau menjadi tempat yang banyak dikunjungi, terutama bagi anak kos.
Mahasiswa perantauan asal Bekasi di Bandung, Alicia Maharani Putri, berbagi pengalaman tentang betapa berartinya nasi kuning tersebut untuk dirinya dan teman-temannya.
“Nasi kuning tadi rasanya enak, dan menghemat di kantong pelajar, apalagi anak kos bisa banget buat sarapan pagi dan harganya pas di kantong pelajar,” ujar Alicia dengan semangat.
Menurutnya, nasi kuning yang dijual dengan harga Rp3.000 itu sesuai dengan harga yang ditawarkan.
“Isi nasi kuningnya nggak pelit sesuai dengan harga yang ditawarkan. Harganya sangat terjangkau dan rasanya juga enak, apalagi sambelnya aku suka banget,” tambahnya.
Juju, penjual nasi kuning yang dikenal ramah dan penuh perhatian kepada pembeli, tak hanya menyediakan nasi kuning dengan sambal pedas yang menggugah selera. Ia juga menawarkan berbagai pilihan gorengan, lauk, dan sayur matang siap saji. Hal ini sangat membantu bagi mereka yang sibuk dan tidak sempat memasak.
“Nggak cuman nasi kuning, Bu Juju juga ada gorengan sama lauk dan sayur mateng yang udah siap dijual, jadi buat yang nggak ada waktu buat masak bisa sekalian beli di situ,” ungkap Alicia.
Bagi Alicia dan anak kos lainnya, nasi kuning Bu Juju sudah menjadi pilihan tepat, baik segi rasa maupun harga.
“Saran aku buat kalian yang porsi makannya banyak kayak aku, mending beli dua bungkus deh karena seenak itu,” kata Alicia sambil tertawa.
Di balik keberadaan warung kecil ini, terlihat jelas bagaimana kesederhanaan bisa membawa manfaat besar, mengisi perut dengan makanan bergizi, serta memberikan kenyamanan bagi mereka yang jauh dari rumah. Nasi kuning tiga ribu rupiah ini bukan hanya sekedar pilihan makan murah. Tetapi juga sebuah bentuk sedekah yang memberi kebahagiaan di tengah kesulitan.