Dok. Pribadi
JURNALPOSMEDIA.COM – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UIN Bandung mengadakan program kerja sosial Desa Binaan, yang merupakan program kerja kabinet Student Association of English Education Department (SAEED). Desa binaan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Maret, dan akan selesai pada tanggal 10 atau 11 Juni. Lokasi yang akan dijadikan sasaran dari program desa binaan ini, yakni Desa Cilengkrang, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
Program desa binaan ini dibuat berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya berbicara mengenai pengabdian pada masyarakat. Berangkat dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, kabinet SAEED HMJ Pendidikan Bahasa Inggris memutuskan untuk membuat program desa binaan yang memang desa binaan ini merupakan salah satu bentuk dari pengabdian terhadap masyarakat. Dengan melakukan kegiatan mengajar bahasa Inggris, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), maupun tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Landasan awal saya mencanangkan program ini tentu berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya tentang pengabdian kepada masyarakat, ketika kita mengabdi dan berbagi kita harus tahu apa yg akan kita abdikan atau berikan kepada masyarakat, sebagai Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris tentu kelebihan kita dibidang bahasa Inggris untuk diberikan kepada masyarakat dalam hal ini desa, maka dari itu kita bertekad untuk mengajarkan dan juga mengamalkan ilmu yg kita punya kepada masyarakat di desa,” ujar Ketua HMJ Pendidikan Bahasa Inggris Raden Hasby Isnaindy Fasa, Selasa (18/4/2017).
Desa binaan ini dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 15.00 sore, dan untuk tim pengajarnya sendiri datang dari pengurus SAEED juga Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris yang sudah mendaftarkan diri di SAEED Teaching Club (STC). Pengajar tidak asal memberi bahan ajaran karena panitia memiliki tim kurikulum yang bertugas membuat rencana pembelajaran.
Hasby juga menambahkan bahwa desa binaan bisa dijadikan tempat untuk Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris yang nantinya akan menjadi seorang guru, dari program ini mahasiswa dapat menjadikan desa binaan sebagai tempat berlatih mengajar sebelum Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ia berharap program desa binaan bisa menginspirasi mahasiswa lain untuk turun langsung kepada masyarakat.
“Program desa binaan ini bisa menginspirasi teman-teman mahasiswa yang lain untuk melakukan hal yang sama yakni terjun langsung ke masyarakat, karena mereka menunggu dan membutuhkan tenaga kita, tidak harus menunggu KKN, tetapi dapat mulai dari sekarang,” harapnya.
Menurut Sekretaris Divisi Pengembangan Intelektual sekaligus salah satu pengajar desa binaan, Anggita Dhea Pangesti menanggapi program desa binaan ini sangat bermanfaat, baik bagi tim pengajar maupun masyarakat, terutama anak didiknya. “Saya yakin tugas mahasiswa itu adalah menjadi agen perubahan, kita harus mampu mengubah mindset masyarakat tentang bahasa Inggris yang dianggap kurang penting atau terlalu sulit. Sedikit demi sedikit, kita harus mampu mengajarkan bahasa Inggris dasar kepada anak-anak kecil disana agar nanti tidak terlalu buta bahasa Inggris,” pungkasnya.