JURNALPOSMEDIA.COM— Diskusi rutin Bidang Nalar dan Intelektual Himpunan Mahasiswa (HIMA) Jurnalistik UIN Bandung kembali digelar. Diskusi yang bertemakan “Sejarah Perkembangan Musik” ini igelar di Spesies Coffee, Gang Kujang, Cipadung, Kota Bandung, Rabu (24/04/2019) malam. Praktisi Seni Musik Non-Klasik, Riyadh Fadil ditunjuk sebagai pemateri pada diskusi tersebut.
Dipilihnya tema tersebut karena musik sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari kita manusia. Namun tidak semua orang tahu mengenai sejarah musik itu sendiri.
Riyadh mengatakan bahwa musik awalnya digunakan untuk berkomunikasi. Saat itu di Amerika, para tahanan penjara tidak boleh ada yang berbicara sedikitpun. Maka dari itu, tahanan tersebut menggunakan musik sebagai pertanda untuk menyampaikan sesuatu.
“Dulu musik itu hanya dimengerti beberapa orang saja yaitu para tahanan, bahkan penjaga penjara itu juga tidak tahu bahwa para tahanan tersebut berkomunikasi melalui musik,” katanya.
Ia pun mengatakan bahwa sejarah musik banyak berasal dari Amerika. Di antaranya genre musik jazz dan country.
“Sejarah perkembangan musik itu sendiri diawali di Amerika yang mampu membagi musik menjadi beberapa genre salah satunya jazz. Jazz sendiri terbagi lagi menjadi beberapa bentuk aliran seperti ragtime, new orleans, swing, bebop, dan lain-lain. Adapun genre lain yang disebut-sebut sebagai ‘Bapak dari segala musik’ adalah musik country,” ujar Riyadh.
Riyadh pun menambahkan, Brazil menjadi salah satu negara di dunia sebagai tempat perkembangan musik setelah Amerika.
“Setelah dari Amerika, musik mulai berkembang ke Brazil. Di Brazil, musik yang berkembang adalah blues yang kemudian berubah menjadi rock and roll. Perubahan ini terjadi karena Brazil sudah memiliki budaya sendiri yaitu samba yang menghasilkan perubahan tempo. Ada juga perpaduan musik dari Pulau Jamaica yaitu samba, musik Carribean, dan alat musik djembe yang menyatu menjadi musik SKA,” tambahnya.
Tidak dapat dipungkiri musik yang kita dengar sehari-hari sudah melalui proses panjang. Namun masalah di zaman sekarang adalah bagaimana masyarakat hanya ingin mendengarkan musik secara instan saja sehingga kehilangan unsur edukasi.
Karena kehilangan unsur tersebut, banyak musik yang kemudian dirilis hanya untuk kepentingan komersial saja. Hal ini harus diluruskan, bahwa musik sendiri harus memiliki esensi yang mewakilkan isu-isu yang terjadi di saat ini. Salah satu musisi senior Indonesia, Iwan Fals, kerap kali menjadikan musik maupun lagu yang ia nyanyikan sebagai salah satu media komunikasi untuk menggambarkan maupun mengkritisi pemerintah.
Apapun genre musiknya dengarkanlah sesuai selera masing-masing. Karena musik adalah napas yang selalu berdampingan dengan kehidupan kita.