JURNALPOSMEDIA.COM – Hasil karya rainstick yang diproduksi di Cibeusi, Jatinangor berhasil diekspor hingga ke Eropa dan Australia. Perajin Rainstick, Asep, telah menggeluti pekerjaannya ini selama lima tahun.
“Ini (rainstick) buat ekspor, ekspornya gimana yang pesen, tapi biasanya ke Eropa atau Australia. Pertama kami kirim ke Jakarta, kemudian diatur di sana, lalu diekspor ke Eropa dan Australia,” imbuhnya saat Jurnalposmedia menghampiri ke rumahnya, Sabtu (20/11).
Rainstick sendiri merupakan salah satu alat musik perkusi berbahan dasar bambu. Sesuai dengan namanya, alat ini mengeluarkan lantunan musik layaknya suara hujan. Tidak jarang, jika sejumlah orang menyebutnya sebagai suara hujan.
Asep sendiri sering memproduksi karya rainstick karena tingginya permintaan dari konsumen luar negeri. Berbeda dengan masyarakat lokal yang lebih banyak membeli karya yang biasanya dipajang di dinding atau berupa patung.
“Sebenarnya rainstick ini berasal dari luar. Kita diberikan sample, disuruh membuat ini. Lalu kita produksi di sini, karena bahannya juga kalau di luar negeri ‘kan jarang, jadi kita disuruh produksi di sini,” ungkapnya.
Walaupun sempat terhenti karena pandemi, namun kini produksi rainstick yang Asep lakukan kembali berjalan seperti biasanya. “Awal pandemi produksi kami sempat terhenti, karena regulasi di luar ‘kan cukup ketat juga. Tapi alhamdulillah sekarang produksi sudah berjalan normal kembali,” tutupnya.