Sajaknya mendekap sunyi dalam bisik
Ia kuat, Ia bisa
Namun hidung belang tak ubahnya memaksamu untuk menjadi pelacur
Disini kami ingin membelamu
Menghardik buas sang tuan
Kami tak terima jika puan dibegitukan oleh tuan
Puan harus dihargai!
Kami kagum padamu puan
Kagum atas lipatan kain yang rapi
Kagum melihat puan memasak sembari menggendong yuana
Kini yuana tertidur dalam pelukan puan
Yang kami kagumi saat puan bisa terbebas dari belenggu patriarki
Puan bisa menembus dunia
Puan bisa berdamai dengan diri sendiri
Kami kagum padamu puan
Kami tuliskan sadjak ini oentoek poean