Sun, 24 November 2024

MRT, Solusi Hindari Kemacetan

Reporter: Dinda Aulia Ramadhanty | Redaktur: Nazmi Syahida | Dibaca 278 kali

Sat, 23 November 2019
Suasana di dalam kereta Mass Rapid Trans (MRT) menuju pemberhentian terakhir, Stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan. (Dokumen Pribadi)

JURNALPOSMEDIA.COM-Maret 2019 lalu, Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta resmi mengoperasikan 1 koridor yaitu Lebak Bulus-Bundaran HI. Apa kalian sudah pernah naik atau baru liat dari berita?

Mass Rapid Transit (MRT) atau dalam bahasa yaitu Moda Raya Terpadu, merupakan kereta rel listrik yang sekarang sudah memiliki 6 stasiun bawah tanah dan 7 stasiun layang untuk fase I. Fase II yang nantinya juga dioperasikan, jalurnya itu dari Sarinah-Kota.

Meskipun baru delapan bulan sejak dioperasikan, MRT sudah menjadi salah satu solusi masyarakat Jakarta untuk menghindar dari macet serta pengefektifan waktu dalam beraktivitas. Dilansir dari kompas.com, MRT mengalami peningkatan jumlah penumpang setiap harinya yang pada awal pengoperasian hanya sekitar 70.000, lalu hingga 90.000 penumpang per harinya. Peralihan penumpang yang memiliki kendaraan pribadi menjadi memilih MRT juga menjadi salah satu bukti keberadaan transportasi baru ini memberikan dampak baik untuk Jakarta.

Bayangkan, waktu yang diperlukan dari Bunderan HI ke Blok M jika menggunakan kendaraan pribadi, akan memakan waktu lebih dari 40 menit, belum lagi dihitung dengan macet dan hiruk pikuknya Ibukota.

Dengan MRT, jarak sejauh itu bisa ditempuh hanya dengan memakan waktu 20 menit-an. Jadi jangan heran jika penumpang mayoritas berasal dari karyawan kantor, karena segitu efektifnya. Tak hanya keefektifan waktu saja, kita juga akan merasa nyaman, karena hanya tinggal duduk santai di kursi kereta sambil menunggu tempat pemberhentian yang ingin dituju.

Selain itu, stasiun MRT juga memberikan kenyamanan bertaraf internasional. Penyejuk ruangan untuk seluruh stasiun bawah tanah sudah pasti, lalu desain khas sesuai lokasi stasiun. Tidak ketinggalan juga fasilitas standar seperti toilet, tangga, eskalator, elevator khusus penumpang prioritas dan juga berbagai ruangan khusus.

Kepuasan terhadap MRT juga diungkapkan oleh salah satu penumpang. “Menurut saya bagus sih MRT ini. Saya pribadi bangga jadi warga Indonesia khususnya Jakarta. Kota-kota lain sudah jauh punya sebelum kita, jadi membanggakan sekarang punya transportasi baru ini,” ungkap Indah.

“Harganya mahal ya? pasti mahal deh,”.

Untuk tap di stasiun awal akan dikenakan Rp. 3.000, lalu akan bertambah Rp. 1.000 per stasiun berikutnya. Misalnya, penumpang dari Stasiun Dukuh Atas ingin ke Stasiun Setiabudi, berarti kalian akan turun di 2 stasiun berikutnya. Total yang harus kalian bayar hanya Rp. 5.000. Harga terbesar yang harus kalian keluarkan yaitu Rp. 14.000. Yakin masih bilang mahal?

Pada awal Desember mendatang, masih mengutip dari kompas.com, PT MRT akan menerapkan sistem pembayaran digital melalui pemindaian (scan) QR code pada gawai. Melalui aplikasi perangkat lunak yang akan rampung akhir November, pembayaran digital ini akam mempercepat proses transaksi dan menunjang sistem cardless.

MRT juga menyediakan kartu single trip buat kalian yang tidak memiliki kartu elektronik bank. Lalu di akhir November, MRT  akan segera meluncurkan kartu multi trip dimana kecepatan tap pada passenger gate hanya 0,2 detik, lebih cepat dari kartu elektronik bank biasa yang kecepatannya 1,2-2 detik.

Jadi, kalau kalian lagi jalan-jalan di Jakarta, jangan lupa cobain naik MRT ya. Selain coba-coba, juga jadi bentuk apresiasi kita sebagai masyarakat terhadap capaian pemerintah untuk pembangunan ibukota Indonesia ini. Bisa juga bantu-bantu mengurangi macet di Jakarta, bener gak?

Sumber Data:  jakartamrt.co.id

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments