Fri, 5 July 2024

Luputnya Bahasa Populis dalam Pemberitaan Covid-19

Reporter: Azizah Fadhilah Adhani | Redaktur: Putri Restia Ariani | Dibaca 153 kali

Fri, 24 April 2020
Ilustrasi istilah-istilah dalam pemberitaan Covid-19
Ilustrasi istilah-istilah asing dalam pemberitaan Covid-19. (Sumber: detik.com)

JURNALPOSMEDIA.COM – Sudah satu bulan semenjak imbauan pembatasan sosial diberlakukan di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal istilah-istilah baru seperti Social Distancing, Lockdown, Work From Home, ODP, PDP dan masih banyak lagi. Beberapa istilah tersebut kerap muncul pada pemberitaan Covid-19 di media televisi, online, hingga media cetak seperti koran.

Terdengar jelas, deretan istilah tersebut merupakan kata-kata yang asing di telinga sebagian masyarakat di Indonesia. Padahal dalam bahasa jurnalistik, baiknya sebuah berita meyajikan bahasa yang populis. Yakni setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang terdapat dalam berita harus akrab di telinga, di mata, dan di benak pikiran khalayak.

Hal tersebut dapat menyebabkan misinformasi kepada sebagian masyarakat Indonesia akibat istilah-istilah asing yang kerap digunakan media. Masyarakat menjadi tidak memahami maksud dari berita yang disampaikan. Terutama, masyarakat berpendidikan minim yang tidak mengerti arti dari istilah-istilah tersebut. Seperti masyarakat kelas bawah atau yang berada di lingkungan pedesaan.

Masih banyak penduduk Indonesia yang berasal dari ekonomi bawah dari berpendidikan rendah. Menurut Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, satu per sepuluh penduduk Indonesia atau sekitar 24 juta orang adalah orang miskin. Hampir 60% hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat. Itu artinya, tidak semua masyarakat di Indonesia mengerti maksud yang disampaikan oleh media, sehingga terjadi dampak seperti kepanikan.

Adapun dampak lain dari penggunaan istilah asing, yaitu masyarakat tidak mengindahkan berita yang disampaikan oleh media. Bahkan sampai saat ini, tidak jarang masyarakat masih tetap beraktivitas di tengah masifnya penyebaran virus Corona. Hal tersebut akibat mereka tidak paham betul apa yang disampaikan media.

Dalam kasus darurat pandemi ini, media berperan penting sebagai penyambung lidah antara pemerintah ataupun tenaga kesehatan dengan masyarakat. Yakni, dalam menyebarkan berita terbaru dan informasi penting terkait penanganan maupun pencegahan virus Corona.

Sebab, peran media merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menyebarkan informasi di tengah pencegahan virus Covid-19 yang sedang melanda negeri ini.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments