Sun, 24 November 2024

LSPI Bangun Kepedulian Politik Mahasiswa

Reporter: Haikal Abrori | Redaktur: Putri Restia Ariani | Dibaca 401 kali

Sun, 15 March 2020
Lembaga Studi Politik Islam (UIN Bandung) (Sumber: Laman LSPI UIN Bandung)

JURNALPOSMEDIA.COM-Mahasiswa memiliki peranan penting di masyarakat, tak jarang mereka dilabeli oleh peran dan fungsi tertentu. Salah satu peran yang melekat pada mahasiswa adalah peranan intelektual. Mahasiswa dinilai perlu melek dan menaruh perhatian terhadap informasi terkini, termasuk dalam ranah politik. Guna mengukur tingkat kepedulian mahasiswa UIN Bandung mengenai politik, Lembaga Studi Politik Islam (LSPI) melakukan riset terhadap 10 orang mahasiswa.

Hasilnya, sembilan di antaranya mengatakan jika inti dari politik akan menjurus pada hal yang negatif. Adapun satu mahasiswa mengaku tidak tahu-menahu tentang politik. “Hasil riset ini menjadi bukti kurangnya kepedulian mahasiswa terhadap politik,” tutur Ketua Umum Lembaga Studi Politik Islam (LSPI) UIN Bandung, Yusuf Pardamean Syarif Lubis. Rabu (11/3/2020) pagi.

Diiringi hujan gerimis pagi itu, Yusuf mengutarakan kepada Jurnalposmedia, bahwa merosotnya kepedulian mahasiswa terhadap isu politik memacu dikembangkannya Lembaga Studi Politik Islam (LSPI). Yakni, lembaga yang berfokus mengkaji isu-isu politik teraktual. Lembaga tersebut bertujuan untuk menjadi pusat kajian lembaga politik Islam bagi seluruh mahasiswa UIN Bandung. Menilik pada sejarahnya, LSPI didirikan pada 17 Agustus 2003 silam.

Dirasa berdiri cukup lama, lembaga yang sudah berkiprah selama 14 tahun itu sempat dua kali berinisiatif mengajukan diri menjadi lembaga internal kampus atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Berharap dapat dinaungi birokrasi kampus, namun semua pengajuan itu tidak kunjung mendapat balasan yang diharapkan. Pada pengajuan pertama, LSPI ditolak menjadi UKM karena terkendala administrasi. Maka, pengurus pun berupaya membenahinya.

Saat administrasi telah lengkap, pengurus LSPI kembali melakukan pengajuan yang kedua kalinya. Lagi, birokrasi kampus menolak pengajuan itu. Mereka beralasan jika lembaga yang berfokus pada kajian keislaman atau lembaga dakwah itu sudah terlalu banyak jumlahnya. Maka, hingga saat ini LSPI tetap setia berstatus sebagai lembaga ekstra kampus. Kini, LSPI mempunyai dua rumah binaan dan mentor yang disediakan guna memenuhi kebutuhan mahasiswa di bidang ilmu politik Islam.

Demi menjalankan sebuah lembaga yang berfokus pada kajian, LSPI menghadirkan beberapa program yang salah satunya merupakan program bulanan. Pelaksanaan program bulanan itu dibagi menjadi empat dan dilakukan sekali seminggu. Daurah Islamiah di minggu pertama, Dunia dalam Diskusi (3D) di minggu kedua, Kajian Sistem Politik Islam (KSPI) di minggu ketiga, serta di minggu keempat diadakan Teras Politik.

Program bulanan itu berfokus pada kajian-kajian keislaman yang tengah berkembang. Selain dari program bulanan, LSPI juga mempunyai agenda besar yang dilaksanakan satu tahun sekali. Salah satunya adalah Masa Ta’aruf Aktivis Muda (Mata Muda). Mata Muda menjadi hajat penerimaan anggota baru yang biasa diadakan di bulan September. Yusuf berharap melalui dibentuknya LSPI beserta sederet programnya dapat menumbuhkan kepedulian mahasiswa terhadap politik.

“Saya berharap LSPI dapat merubah mind set mahasiswa dan mampu membentuk kepedulian mahasiswa terhadap politik. Sehingga, mahasiswa juga mampu memberikan solusi terbaik untuk setiap permasalahan yang ada khususnya masalah mengenai politik,” ujar Yusuf menutup perbincangan dengan Jurnalposmedia di selasar Masjid Iqomah UIN Bandung.

 

 

 

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments