JURNALPOSMEDIA.COM– “Realita sistem pembiayaan pendidikan tinggi dalam berbagai bentuknya semakin mempersulit rakyat. Pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) biaya pendidikan setiap tahunnya terus mengalami kenaikan, begitupun bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui sistem pembiayaan Uang Kuliah Tunggal (UKT),” ujar koordinator Komite Pendidikan Tinggi Negeri (KPTN), Sympati Dimas Rafi’i dalam Konferensi Dan Konsolidasi Nasional di Gelanggang Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (30/06/2018).
Konferensi yang difasilitasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Gadjah Mada membahas mengenai sistem pembiayaan pendidikan kampus. Juga, mengenai persoalan demokratisasi dalam kampus, pelarangan beraktifitas, pemberian sanksi bahkan hingga bentuk kekerasan dan kriminalisasi terhadap mahasiswa.
KPTN dalam konferensi juga menyatakan tiga sikap, yaitu berjuang menghapus seluruh skema liberalisasi, privatisasi dan komersialisasi pendidikan di Indonesia, lalu menggalang persatuan gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat demi mewujudkan pendidikan untuk rakyat, serta berjuang bersama membentuk jaringan solidaritas dalam rangka mewujudkan demokrasi.
Berdasarkan rilis yang diterima Jurnalposmedia, Dimas mengatakan KPTN sendiri merupakan wadah konsolidasi bagi mahasiswa. “KPTN adalah wadah dan ruang konsolidasi berskala nasional untuk merespon isu-isu pendidikan dan berkomitmen untuk membangun solidaritas antar gerakan mahasiswa, komunitas, kelompok studi serta individu yang berjuang demi mewujudkan pendidikan bagi rakyat,” katanya, Minggu (01/07/2018).
Pertemuan tersebut dihadiri oleh 86 orang yang menjadi delegasi organisasi, kampus, individu serta empat KPTN tingkat Provinsi dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan Jawa Timur. Juga, hadir dari berbagai kota seperti Jakarta, Yogyakarta dan Makassar yang menjadi bagian aktif dalam jaringan KPTN.
Salah seorang delegasi KPTN Jawa Barat, Abdillah Hanifan memberikan respon positif terkait diadakannya konfrensi tersebut, “Adanya konferensi tersebut positif, turut juga melahirkan sikap dan tuntutan yang mewakili secara personal dan aliansi,” pungkasnya.