Anak-anak sedang membaca buku di lapak baca yang digelar oleh GPAN regional Bandung, di Alun-alun Ujung Berung pada, Minggu (05/02/2017). (Dok. Pribadi)
JURNALPOSMEDIA.COM – Budaya membaca dikalangan pemuda Indonesia sudah terkalahkan dengan serba kecanggihan teknologi pada era internet ini. Permasalahan tersebut menjadi cikal bakal lahirnya sebuah kegiatan literasi, Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) regional Bandung pada 1 Maret 2016. Dengan memfokuskan tujuan utama mengenalkan dunia literasi kepada masyarakat sejak usia dini.
Sebelumnya, gerakan ini sudah berkembang di beberapa kota di Indonesia seperti Malang, Yogyakarta, Jember, Lamongan, Jakarta, Pasuruan, Madiun, Kediri, Palu, Probolinggo dan Medan. Untuk daerah Bandung sendiri dikembangkan oleh mahasiswa UIN Bandung. Berawal dari kelompok belajar meningkat menjadi kelompok membaca, hingga mendapatkaan kepercayaan dari pendiri GPAN, Imam Arifa’illah Syaiful untuk mengembangkan gerakan literasi di regional Bandung.
Walaupun, masih terbilang baru gerakan regional Bandung ini sudah memiliki struktur yang tersusun, dengan koordinator regional Zainiya Abidatun Nisa’ dan Ketua GPAN Yudistira. Serta beranggotakan sembilan orang yang semuanya merupakan mahasiswa-mahasiswi UIN Bandung. Kegiatan-kegiatan rutin GPAN diadakan diantaranya, buka lapak baca di Alun-alun Ujung Berung setiap Sabtu sore dan Minggu Pagi, diskusi anggota, buku berjalan dan tebar buku. Selain itu, GPAN juga melakukan kerja sama dengan Yayasan Himmatun Ayat, dengan program “Mendidik dan Menginspirasi.”
Ketua GPAN, Yudistira menuturkan bahwa gerakan literasi itu gerakan yang tersulit melihat peminat baca di Indonesia rendah. Maka dari itu, dengan koleksi buku yang disediakan di GPAN Bandung dapat membantu meningkatkan minat baca. “Terutama anak kecil jika sudah dikenalkan buku sejak dini maka akan timbul kecintaan dengan sendirinya,” tuturnya saat diwawancarai jurnalposmedia, Bandung, Rabu (08/03/2017).
Dalam gerakan ini anak-anak merupakan sasaran utama. Lanjut Yudistira, Jika sejak dini sudah dikenalkan dengan membaca, maka akan timbul minat dan ketertarikan sehingga membaca akan menjadi kebutuhan. Sejauh ini, melihat antusias anak-anak di lapak baca cukup bagus, namun sangat disayangkan pada kalangan remaja yang masih minim minat bacanya.
Untuk kedepannya, Zainiya juga menyampaikan harapan untuk GPAN. “Semoga GPAN menjadi gerakan yang menginspirasi banyak orang, menggugah minat baca untuk semua kalangan,” pungkasnya.