Mon, 31 March 2025

Kapitalisasi Berbalut Kepedulian Lingkungan

Reporter: Faizal Mahmud | Redaktur: Nazmi Syahida | Dibaca 405 kali

Sat, 20 July 2019
Sumber Gambar: marketeers.com

JURNALPOSMEDIA.COM-Sekitar sepekan lalu, sebuah perusahaan makanan cepat saji yang terkenal dengan logo kakek tua memakai celemek berlatar belakang warna merah mengkampanyekan bentuk kepedulian lingkungan. Mempromosikan sedotan tahan karat yang sedang trend digunakan para penggiat lingkungan atau biasa disebut sedotan SJW.

Semakin kacau nya lingkungan di dunia ini termasuk Indonesia membuat banyak pihak menaruh perhatian khusus terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi. Termasuk para pihak kapitalis sebagai sarana meraih keuntungan

Sedikit informasi bahwa kerusakan lingkungan sendiri terjadi karena 2 faktor, yakni akibat peristiwa alam dan perbuatan manusia. Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem.

Ketika banyak hewan-hewan laut mati akibat menelan sampah plastik yang disebabkan penggunaan plastik yang sangat tinggi yang salah satunya merupakan sedotan plastik. Diantara kalian mungkin mengetahui video tentang seekor penyu yang kesakitan ketika sebuah sedotan plastik dikeluarkan di hidungnya. Aktivis lingkungan pun mulai bergerak untuk mengkampanyekan pengurangan penggunaan sedotan plastik dengan menawarkan solusi alternatif sedotan besi anti karat.

Plastic Pollution Coalition (Koalisi Polusi Plastik) melalui kampanye The Last Plastic Straw menjadi salah satu pihak yang gencar. Fungsinya, untuk menyuarakan penghentian penggunaan sedotan plastik pada tahun 2018 di wilayah Amerika Serikat. Sedangkan di Indonesia dimulai ketika Paus di Wakatobi Mati akibat menelan sampah plastik.

Dengan berbagai kegiatan untuk mengurangi pemakaian plastik khususnya sedotan plastik, restoran-restoran cepat saji menjadi salah satu pihak yang bertanggung jawab yang besar untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik konsumennya.Hal ini menjadi nilai positif untuk lingkungan kedepannya, tapi apakah mereka benar-benar peduli lingkungan atau hanya mengikuti tren agar bisnis mereka semakin besar ?

Saat kapitalisme memasuki suatu kegiatan biasanya kegiatan tersebut kehilangan esensinya. Alih alih menjaga lingkungan malah menjadikan hal ini sebagai cara untuk menaikan harga produknya dengan membawa bawa kepentingan lingkungan.

Para kapitalis yang bermain di sektor restoran cepat saji harusnya melakukan langkah lebih dari sekedar menjual sedotan plastik. Diantaranya, tidak menggunakan tutup plastik minuman atau penggunaan tas plastik. Adapun, kampanye lingkungan oleh restoran-restoran cepat saji tersebut tidak hanya sekadar menjadi promosi dagangan berbalut kepedulian lingkungan.

Menjaga lingkungan bukan hanya sebatas memakai sedotan anti karat. Lebih dari itu, mengubah mindset untuk tidak membuang sampah sembarangan. Menjaga lingkungan berarti menjaga diri kita sendiri, menjaga kehidupan dan menjaga titipan tuhan.

 

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments