JURNALPOSMEDIA.COM – “Ada tiga hal yang tidak bisa kita ubah: masa lalu, rasa sakit, dan kematian,” ucap Marko kepada Sore. Sepenggal dialog tersebut diambil dari film Sore: Istri dari Masa Depan. Meski bukan diucapkan oleh salah satu pemeran utamanya.
Pernahkah kamu membayangkan bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki keputusan yang pernah kamu ambil? Film Sore: Istri dari Masa Depan membawa kita pada skenario semacam itu. Tentang cinta, penyesalan, dan kesempatan kedua.
Film ini menceritakan tentang Jonathan, seorang fotografer yang tinggal di luar negeri. Hidupnya berubah ketika Sore, perempuan yang mengaku sebagai istrinya dari masa depan, tiba-tiba muncul. Kehadiran Sore tidak hanya membawa kejutan, tetapi juga misi: menyelamatkan Jonathan dari gaya hidupnya yang merusak.
Alih-alih penuh efek sains fiksi seperti mesin waktu, film ini memilih pendekatan yang lebih lembut. Perjalanan waktu digambarkan secara simbolis, membuat penonton bertanya-tanya apakah ini benar-benar tentang time travel, atau hanya tentang harapan yang datang dari rasa cinta dan tanggung jawab?
Melalui interaksi mereka, Sore berusaha mengubah kebiasaan buruk Jonathan seperti merokok dan minum alkohol, karena itu akan berdampak pada masa depan mereka berdua. Film ini tidak hanya menggambarkan hubungan cinta, tapi juga soal bagaimana keputusan kecil bisa memengaruhi hidup jangka panjang.
Pesan dari film ini adalah jika kita diberi kesempatan untuk kembali ke masa lalu, apakah kita akan cukup berani untuk berubah? Apakah kita siap menerima kenyataan perubahan itu tidak hanya sulit, tapi juga membutuhkan pengorbanan?
Dengan latar indah di luar negeri dan sinematografi yang memanjakan mata, film ini menyajikan cerita cinta yang hangat namun menggugah. Tanpa perlu adegan spektakuler, narasi film menyentuh sisi emosional penonton, membuat kita merenung tentang pilihan hidup sendiri.
Kalau kamu ingin menonton film yang membuatmu berpikir ulang tentang masa lalu dan masa depan, Sore: Istri dari Masa Depan bisa jadi pilihan yang tepat. Tidak hanya soal cinta, tapi juga soal keberanian untuk memperbaiki yang sudah terlanjur salah.
