JURNALPOSMEDIA.COM – Perhatian dunia memusat pada konflik antara Rusia dan Ukraina. Rusia yang melancarkan invasi sejak Kamis (24/2/2022) menuai kecaman dari berbagai negara. Invasi Rusia terhadap Ukraina membawa pengaruh besar tidak hanya bagi bidang keamanan, tetapi juga bagi bidang politik dan ekonomi.
Menurut Ketua Jurusan Ilmu Politik UIN Bandung, Asep Sahid Gatara, invasi merupakan bentuk penyerangan dari suatu negara terhadap negara lain terkait dengan praktik-praktik atau proses untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai.
Pengaruh Invasi Rusia ke Ukraina Bagi Dunia
“Tentu sangat berpengaruh bagi negara-negara yang ada di seluruh dunia termasuk Indonesia, terutama berpengaruh dalam bidang keamanan dan ekonomi. Maka wajar bagi negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan rapat darurat tentang bagaimana penyelesaian invasi Rusia ke Ukraina,” tutur Asep.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, bila invasi terus dibiarkan maka dunia terancam. Terancam dari aspek kenegaraan, kebangsaan, dan keamanan. Bentuk keterancaman tersebut adalah pengaruh dari invasi tersebut.
Pengaruh Invasi Terhadap Perekonomian Global
“Dampak ekonomi yang paling terasa yaitu soal komposisi perdagangan global mencakup soal harga komoditas, lonjakan harga energi gas, energi alam, termasuk ada perubahan Supply and Demand Shock,” tutur Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Bandung, Dudang Ghazali dalam sesi wawancara via Google Meet, Selasa (8/3/2022).
Dudang menambahkan, lonjakan harga komoditas akan berpengaruh pada rentetan harga-harga lain. Dampak tersebut mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi sehingga inflasi global tak terelakkan lagi.
Menurutnya, hal yang dapat dilakukan Indonesia untuk menjaga kestabilan ekonomi di tengah invasi ini adalah mencari alternatif dari negara yang sedang berkonflik.
“Cari alternatif lain dari negara yang sedang berkonflik. Kalau menunggu negara yang berkonflik sampai konfliknya selesai atau damai, kita bisa ketinggalan,” ujar Dudang.
Terakhir Dudang menjelaskan, pemerintah harus melakukan recovery di tempat lain, semacam pengalihan ketergantungan kepada negara lain agar kebutuhan supply and demand Indonesia itu tidak terganggu dan nyaris stabil