Wed, 11 December 2024

Harapan Baru Komunitas Lebah Usai Regenerasi Kepemimpinan

Reporter: Ratih Pratiwi | Redaktur: Cikal Bintang | Dibaca 264 kali

Tue, 16 October 2018
Komunitas Lingkar Barudak Khitobah (Lebah) melakukan foto bersama dalam acara Malam Harmoni Bersama Lebah (Mahabbah), yang bertempat di Masjid Ikomah UIN Bandung pada (29/12/2017). (Dok. Pribadi Komunitas Lebah)

JURNALPOSMEDIA.COM – Terhitung sejak 23 Mei 2018, Dede Sopyan resmi terpilih sebagai Ketua Umum Komunitas Lingkar Barudak Khitobah (LEBAH) periode 2018. Mahasiswa UIN Bandung Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) ini resmi dilantik di Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi pada Selasa, (9/10/2018).

“Pelantikan berlangsung lancar, meskipun sedikit molor sebab terhalang bulan Ramadhan, hari libur dan kegiatan masing-masing seperti PPM, dilanjut KKN bagi kami mahasiswa semester tujuh” tutur Dede saat ditemui Jurnalposmedia, Selasa (16/10/2018).

Disinggung mengenai sebuah nama, meskipun sedikit nyeleneh, namun nama Lebah ini dimaksudkan supaya mudah diingat oleh seluruh mahasiswa jurusan KPI khususnya yang tergabung dalam komunitas ini. Komunitas ini terbagi kedalam tiga bidang, diantaranya Bidang Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), Penelitian dan Pengembangan (Litbang), serta Seni dan Alat Dakwah (Senada). Dari ketiga bidang tersebut yang paling dominan yaitu pada bidang Diklat dimana sering diadakan kajian mingguan, kajian bulanan dan kajian akbar. Lebah tidak hanya fokus pada keagamaan, nyatanya selain pelatihan public speaking yang masih dalam ranah Islam, terdapat stand up comedy dan pelatihan menjadi presenter.

Komunitas ini lahir pada 12 Mei 2012 silam dan terhitung sudah empat kali berganti kepemimpinan. Dimana pencetus pertamanya ialah Kang Busro sapaan Agi Abdul Ghani sebagai Ketua Umum pertama, dilanjut kepada Abdul Hamid, lalu Febri Syahri Ramadhan, dan tahun ini resmi dipimpin oleh Dede Sopyan sebagai ketua baru.

Pemilihan ketua ini didiskusikan dan diusulkan secara langsung oleh Pembina atau Dewan Majelis Suro yang terdiri dari Dr. Dadan Suherdiana, M.Si (Wadek III), Aang Ridwan dan Agi Abdul Ghani. Selain itu, Mahasiswa semester tujuh ini juga menyebutkan bahwa perangkat internal Lebah juga turut terlibat.

Ketua Lebah sendiri dipilih berdasarkan dedikasi dan loyalitas yang diberikan individu kepada komunitas. Ini dinilai tidak terlalu terfokus untuk banyak kegiatan, bidang, maupun perubahan pada sistemnya. Ia pun merasa bahwa Lebah sendiri masih komunitas kecil dan belum ada apa-apanya, tidak seperti UKM maupun UKK yang memiliki anggaran.

Meskipun belum tertulis secara formal, visi dan misi Dede adalah untuk tetap menjaga eksistensi Komunitas Lebah kepada khalayak yang lebih luas, dalam kampus bahkan sampai lintas kampus agar jangan sampai hilang. Sehingga, besar atau kecilnya nama komunitas ini tergantung siapa yang ada di dalamnya.

“Berhubung kami tidak punya anggaran, sampai Sekre pun belum dapat, harapan kedepannya adalah bagaimana caranya agar anggota dan pengurus bisa sama-sama membesarkan nama sendiri. Contohnya dengan mengadakan kajian-kajian sekitar kampus dengan memasang banner supaya orang-orang tahu bahwa itu merupakan kajian Komunikasi Lebah” harap Dede.

Untuk lebih ekstremnya lagi Komunitas Lebah berkeinginan mengadakan Tabligh Akbar Nasional (TAN) dengan mengundang para tokoh Nasional seperti K. H. Ahmad Mustofa Bisri, Habib Luthfi, dan  Quraish Shihab yang rencana digelar pada 2019 depan.

 

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments