Mon, 19 May 2025

Hajat Musik Tutup Milad Teater Awal Ke-32

Reporter: Revy Lestari/Sinta Mia | Redaktur: Nazmi Syahida | Dibaca 753 kali

Sat, 12 October 2019
Penampilan salah satu grup musik "Ali Menyanyi" pada hari terakhir acara Milad ke-32 Teater Awal UIN Sunan Gunung Djati Bandung di Aula Abjan Soelaeman pada Jumat, (11/10/2019). (Revy Lestari/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM-Rangkaian acara untuk memeringati milad ke-32 Teater Awal UIN Sunan Gunung Djati Bandung, berakhir setelah dilangsungkan selama 5 hari dengan music performance di Aula Abjan Soelaeman pada Jumat, (11/10/2019).

Pada Kamis (10/10/2019), lomba Baca Puisi Piala Rektor mengawali sesi pertama acara gandrung milad ke-32 Teater Awal. Digelar pada hari ke-4. Lomba baca puisi tersebut diikuti oleh 37 peserta atau delegasi dari setiap jurusan di UIN Bandung.

Berdasarkan keterangan Ketua pelaksana, Mirsa Nabila mengatakan, agenda kegiatan yang memenuhi rangkaian acara milad ke-32 Teater Awal ini pada hari pertama diisi oleh pementasan yang berjudul Egon karya Saini KM. Lalu, pada hari kedua dengan pementasan yang berjudul Restoran Anjing dengan pemilik karya yang sama.

Dilanjut pada hari ketiga, terdapat pementasan Monolog. Dua naskah yang berjudul Parade Tikus karya Willy SK dan pementasan monolog Aeng karya Putu Wijaya.

Lalu pada hari Kamis, dilaksanakan lomba membaca puisi untuk memenangkan piala rektor yang diikuti oleh seluruh mahasiswa UIN Bandung yang menurut Mirsa, sebagian dari peserta merupakan delegasi dari jurusannya masing-masing.

Ketua Umum Teater Awal, Andhika Urip, menjelaskan tentang tujuan diadakannya Lomba Baca Puisi Piala Rektor. Ia menjelaskan selain untuk memperebutkan piala rektor, lomba tersebut juga menjadi ajang bagi mahasiswa UIN Bandung.

“Guna menunjukkan kreatifitas dan kebolehannya dalam memahami sastra khususnya puisi,” ungkapnya saat ditemui di sela kegiatan acara.

Selain perlombaan, pada sesi kedua (sesi malam) Teater Awal menggelar Hajat Tradisi yaitu pementasan longser “Indian Bebesanan”karya Kang Ibing. Sebagai acara utamanya, yang sebelumnya dibuka dengan kesenian tradisional Sunda, Karinding dan Tarawangsa, doger kontrak dan tari merak.

Lebih lanjut Urip menjelaskan, hajat tradisi ini bertujuan untuk melestarikan tradisi yang sudah mulai ditinggalkan khususnya oleh mahasiswa uin itu sendiri.

“Maka dari itu, saya berharap dengan pementasan Hajat Tradisi kita bisa menjaga kelestarian tradisi serta budaya Sunda. Salah satunya berupa tari-tarian tradisional Sunda dan longser sebagai penampilan atau acara utamanya,” pungkas Urip.

Mirsa juga mengatakan bahwa pada hari terakhir, merupakan final dari lomba baca puisi. Adapun sekaligus pengumuman pemenang juara lomba untuk 3 orang kategori pemenang. Selain itu, pada hari terakhir juga diisi oleh hajat musik oleh teater awal dengan satu bintang tamu yang berasal dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Kota Bandung.

Mirsa juga mengaku bahwa acara yang berlangsung selama 5 hari ini, mendapatkan antusias yang cukup besar.

“Antusiasme dari apresiator sendiri lumayan banyak, karena kita melakukan publishing gencar-gencaran. Kita juga tergabung kumpulan teater FTKBS yang merupakan kumpulan teater dari berbagai unniversitas di kota Bandung. Selain publishing melalui media partner, kita juga kerja sama dengan jurusan yang ada keterkaitan dengan teater,” ungkapnya.

Menurut Mirsa, selama kurang lebih 4 bulan mempersiapkan acara, hambatan paling berarti untuk ia dan teman-teman panitianya. Hal lainnya adalah berasal dari kurangnya jumlah SDM. Karena menurutnya, SDM yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan pementasan. Jadi, untuk mengatasinya adalah anggota diharuskan untuk rangkap peran.

Ia berharap, dengan dicapainya umur ke-32 tahun teater awal tersebut, dapat mempertahankan segala sesuatu  yang telah dicapai.

“Selalu berkarya dan segala kejelekan apapun semakin berkurang,” pungkasnya.

Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments