JURNALPOSMEDIA.COM- Komunitas Jaringan Anak Sastra (JAS) UIN Bandung menggelar diskusi umum bertajuk ‘Wajah Sastra’ dalam rangka Milangkala Jaringan Anak Sastra (JAS) yang ke-3. Diskusi kali ini mengusung tema “Menyingkap Ambivalensi Sastra Populer di Indonesia”, berlangsung di Bawah Pohon Rindang (DPR) UIN Bandung, Senin (07/05/2018).
Ketua Pelaksana Ryadhul mengatakan tema tersebut diambil berasal dari keresahan anggota JAS tentang sastra populer yang mudah dipahami, namun melupakan isu sosial di masyarakat. Tujuannya, untuk mengangkat sisi positif dan negatif dari sastra populer yang ada di Indonesia.
“Usia tiga tahun itu sebenarnya masih muda, kalo seorang bayi baru tumbuh gigi, itu juga belum keliatan mungkin JAS akan terus belajar merangkak, baru sebagian jurusan di UIN Bandung yang kita rangkul mungkin selanjutnya akan lebih meluas lagi,” ujar Ryadhul. Selain itu, dalam milangkala kali ini berbagai guest star turut hadir meriahkan acara diantaranya, Seni Tari Mahasiswa Jurnalistik (STMJ), Teater Pena Jurnalistik, Ali Menyanyi, Katadjoeang, Kopi Bahe, Blues Kakalong, Kront Jong Sorasae, Galah Denawa, dan Sastra Rakyat.
Senada dengan Ryadhul, Ketua Jaringan Anak Sastra Ryan Zulkarnain berharap Komunitas Jaringan Anak Sastra di usia 3 tahun ini agar semakin produktif dalam berkarya, juga untuk anggotanya agar semakin kompak. Sedangkan, salah seorang anggota JAS juga menambahkan agar JAS dapat memunculkan karya-karya yang bagus, serta sastrawan yang baik dan tidak berpatokan terhadap industri.