Di satu perkara yang kuterka nadir
Aku menjumpai satu hal yang mutakhir
Detik dimana aku telah “menjadi”
Dua diri fluktuasi perspektif
Subjektifitas diri berkata
“Aku tenang, dan aku senang”
Namun perihal kebersamaan,
Akhir peristiwa ini mengharukan
Subjektifitas diri berkata
“Ini hanya parak fana”
Namun perihal kebersamaan,
Seakan ini parak yang kekal
Amatlah absurd…
Satu perkara yang membelah dua jalan
Menuju partikularitas berlainan
Sungguh, ini absurd!
Sebetulnya,
Tak usahlah kalian melafalkan diksi ini
Paham tak paham,
Jangan sampai kalian mengalaminya…
Penulis adalah mahasiswa Jurnalistik semester 6