JURNALPOSMEDIA.COM– Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani mengalami penurunan seiring dengan berlangsungnya masa panen raya di sejumlah wilayah. Salah satunya di Kota Bandung, penurunan harga disebabkan oleh cuaca yang buruk yang mengakibatkan menurunnya kualitas gabah.
Sejumlah petani di Gedebage mengeluhkan rendahnya harga gabah kering saat ini. Jika cuaca sedang bagus, mereka dapat memanen hingga 7 ton perhektar. Namun, karena panen berlangsung saat musim hujan yang berdampak turunnya jumlah panen, petani juga terkendala pada proses pengeringan gabah.
Hal tersebut membuat waktu pengeringan lebih lama satu pekan yang biasanya tidak sampai tiga hari. Kualitas gabah punberkurang karena kadar air cukup tinggi.
Salah satu petani, Abud menuturkan, para petani sudah menjemur gabah selama lima hari.
“Ini kita sudah menjemur selama lima hari belum kering kering,” ungkap Abud seorang petani, di kawasan Gedebage, Kota Bandung, Selasa (30/04/2019).
Ia pun mengatakan bahwa saat ini harga gabah kering dijual murah karena berada pada masa panen.
“Kalau dijual sekarangmah murah,lagi panen raya kan jadi dimana-mana pane,” ujarnya.
Abud menambahkan harga gabah basah saat ini berada di kisaran Rp.400.000- Rp.500.000 perkuintal. Namun, jika masa panen telah usai, harganya dapat mencapai Rp.700.000 perkuintal.
“(Iya) jadi di keringkan dulu nanti paling tiga bulanan lagi baru dijual. kalau kita jual sekarang yang basah Rp.400.000 hingga Rp.500.000 perkuintal. Kalo nanti bisa sampai Rp.700.000 perkuintal,” tambah Abud.
Gabah-gabah ini biasanya dijual ke bandar untuk di sebarkan ke berbagai wilayah, seperti Cianjur, Garut, Sumedang dan Jakarta. Panen raya kedua tahun ini di perkirakan berlangsung pada bulan Oktober. Para petani berharap pihak terkait untuk menstabilkan harga gabah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).