Sun, 24 November 2024

Biodigester Pasar Induk Gedebage Tidak Beroperasi

Reporter: Rico Bagus Djatnika | Redaktur: Monica Deasy Deria | Dibaca 484 kali

Fri, 13 October 2017
Kondisi alat pengolahan sampah atau limbah organik menjadi biogas dan kompos atau yang dikenal dengan sebutan biodigester di kawasan Pasar Induk Gedebage, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jumat (13/10/2017). (Jurnalposmedia/ Rico Bagus)
Kondisi alat pengolahan sampah atau limbah organik menjadi biogas dan kompos atau yang dikenal dengan sebutan biodigester di kawasan Pasar Induk Gedebage, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jumat (13/10/2017). (Jurnalposmedia/ Rico Bagus)

JURNALPOSMEDIA.COM – Sekitar dua tahun terakhir, alat pengolahan sampah atau limbah organik menjadi biogas dan kompos atau yang dikenal dengan sebutan biodigester di kawasan Pasar Induk Gedebage, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung tidak beroperasi.

Proyek tersebut merupakan bantuan dari Asian Development Bank (ADB) yang diresmikan oleh Lembaga Penerapan Teknologi Tepat (LPTT) pada 2015 lalu. Dengan rencana awal yaitu untuk mengurangi produksi sampah dan memanfaatkannya menjadi tenaga listrik dan juga untuk produksi pupuk cair dan padat.

Dikutip dari pdkebersihan.bandung.go.id, instalasi biodigister di Pasar Induk Gedebage merupakan proyek percontohan untuk pengujian dengan kapasitas terbesar pertama di Indonesia dengan bahan baku sampah organik pasar.

Setelah diresmikan, pengoperasian biodigester ini hanya berjalan sekitar satu bulan dan belum berjalan dengan optimal. Hingga kini, manfaatnya belum bisa dirasakan masyarakat, khususnya untuk masyarakat sekitar Pasar Induk Gedebage.

Menurut petugas yang berjaga disana, Ato mengatakan adanya kendala mengapa biodigester ini tidak lanjut beroperasi. Jika terus berjalan hingga kini akan menghasilkan efek yang sangat bermanfaat, terutama untuk mengurangi sampah dan pupuk yang dihasilkan sehingga baik untuk pertanian. “Kendalanya saat itu susahnya sampah organik karena harus melalui proses pemilahan, lalu tidak ada dana operasionalnya,” ujar Ato kepada jurnalposmediaI, Jumat (13/10/2017).

Lebih lanjut Ato mengaku sangat tertarik untuk bergabung pada awal perencanaan proyek biodigester ini. Dengan harapan proyek tersebut bisa berjalan dengan baik. Namun melihat kondisi biodigister saat ini sangat memprihatinkan, tidak ada aktifitas pengolahan sampah sama sekali, belum lagi dengan kondisi jalan menuju lokasi yang dipenuhi sampah-sampah berserakan dari sisa-sisa dagangan pasar. Mesin pengolahan pun masih bisa berfungsi, namun sayangnya tidak ada perhatian lanjut mengenai proyek ini terutama dari pihak yang mengawali proyek ini, sehingga kondisinya terbengkalai.

Karenanya, ia berharap agar proyek ini berjalan kembali seperti rencana awal program ini digagas. “Saya berharap, adanya perhatian lebih lanjut mengenai proyek ini dan berjalan kembali, juga ingin ada pihak-pihak yang dapat membantu melanjutkan program ini.” tutupnya.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments