Thu, 12 December 2024

Aksi Kamisan Bandung Angkat Isu Militerisme dan Kekerasan Negara

Reporter: Anggia Ananda | Redaktur: Zahra Dwi Aqilah | Dibaca 903 kali

Sun, 17 November 2024
(Sumber: Ahmad Dhayu Senoadjie/Kontributor)

JURNALPOSMEDIA.COM – Aksi Kamisan kembali digelar di depan Gedung Sate, Bandung pada Kamis (14/11/2024). Bertema “Nanti Kita Cerita Tentang Militerisme dan Kekerasan Negara”, acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat termasuk aktivis HAM dan mahasiswa.

Perwakilan dari Aksi Kamisan, Fay mengungkapkan bahwa tidak adanya itikad baik dari pemerintahan sebelumnya dalam menuntaskan pelanggaran HAM berat menjadi tantangan besar.

“Kita tidak melihat adanya itikad baik dari negara untuk menuntaskan pelanggaran berat HAM selalu melalui mekanisme pengadilan. Jika itu saja tidak ada, ke depannya akan banyak pelanggaran HAM dengan metode yang lebih soft,” jelasnya, Kamis (14/11/2024).

Ia juga menyoroti kebijakan populis seperti penghapusan utang UMKM yang hanya dianggap sebagai upaya meningkatkan elektabilitas tanpa hasil nyata.

“Hal ini hanya untuk mendulang kepercayaan masyarakat, padahal hasilnya tidak seperti itu,” tambah Fay.

Dalam aksi kali ini, keresahan terhadap militerisme menjadi sorotan utama. Fay menjelaskan bahwa tema ini berangkat dari berbagai kasus, seperti serangan militer di Deli Serdang, pembunuhan Theys Eluay di Papua, hingga peringatan 26 tahun Tragedi Semanggi I.

“Tujuannya adalah merawat ingatan kita dan menolak lupa terkait banyaknya kasus pelanggaran berat HAM,” ungkapnya.

Perwakilan dari Unit Kegiatan Studi Kemasyarakatan (UKSK) UPI, Taqie yang turut hadir menambahkan bahwa Aksi Kamisan menjadi wadah penting untuk menyuarakan keresahan masyarakat.

“Rezim hari ini sangat anti-rakyat, anti-demokrasi, dan anti-rakyat miskin. Banyak sekali menerjunkan militerisme kepada penggusuran lahan gitu. Seperti di Nusa Tenggara Timur itu banyak sekali aparat yang diterjun di sana untuk menggusur lahan pertanian milik warga NTT,” katanya.

Ia berharap aksi ini dapat menjadi pilar demokrasi yang konsisten memperjuangkan hak-hak masyarakat termarjinalkan.

“Semoga Aksi Kamisan terus menjadi pilar demokrasi yang memang menyuarakan hak-hak bagi masyarakat yang termarjinalkan dan juga masyarakat yang tertindas seperti di berbagai belahan di Indonesia,” tutup Taqie.

Aksi Kamisan hari ini tidak hanya menjadi pengingat sejarah kelam pelanggaran HAM, tetapi juga panggilan bagi rakyat untuk memperkuat solidaritas dalam melawan ketidakadilan.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments