JURNALPOSMEDIA.COM – Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (HMPS-PBI) kembali menggelar Kajian Spiritual Remaja Islami (Kasturi) dengan mengusung tema ‘Ya Allah, ke mana perginya nikmat ibadahku yang dulu?’ pada Sabtu (17/5/2025), bertempat di Aula PPG Lantai 4 Kampus II UIN Bandung.
Acara ini merupakan kali kedua setelah diadakan tahun lalu, sedangkan tahun ini menghadirkan seorang ustadz muda sekaligus content creator, Hudzaifah Aslam, sebagai pemateri utama kajian.
Steering Committee (SC), Mesi Afis menjelaskan, kegiatan ini dirancang sebagai bentuk penyeimbang kehidupan mahasiswa agar lebih balance antara dunia akademik dan keimanan.
“Alasan kami mengadakan Kasturi ini untuk menyeimbangkan akademik dengan spiritual mahasiswa, disamping kegiatan akademik tentu harus ada kegiatan spiritual agar lebih balance,” jelasnya saat diwawancarai pada Sabtu, (17/5/2025).
Persiapan kegiatan dilakukan selama dua bulan, dimulai sejak bulan Ramadan. Untuk membangun keterlibatan audiens, panitia memanfaatkan grup Whatsapp yang beranggotakan 195 orang.
Selain memperkuat komunikasi, panitia juga menempatkan anggota sesuai dengan keahlian masing-masing guna memastikan pelaksanaan kegiatan berjalan efektif dan efisien.
Ia juga mengungkapkan, tantangan utama terletak pada pendanaan dengan biaya pelaksanaan yang mencapai Rp16 juta tanpa bantuan dari program studi.
“Masalah utama itu di dana hampir memakan dana 16 Juta, ini tanpa bantuan dari Prodi, semua murni dari sponsor dan tim panitia,” ungkapnya.
Salah satu peserta Kasturi, Muhammad Hilman mengaku, kegiatan ini sangat membantunya untuk merefleksikan diri. Ia menyebut bahwa materi dari ustadzh Hudzaifah Aslam sangat relevan dengan kehidupan spiritual mahasiswa.
“Kajian ini bermanfaat untuk membantu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Sebab, menurut Ustazah Zai, salah satu hal yang mengurangi kenikmatan ibadah adalah kesibukan. Lewat kajian ini, peserta diajak belajar agar kesibukan tidak menghalangi dalam meraih pahala,” jelasnya.
Hilman menuturkan, kesibukan dan berbagai hambatan dalam kehidupan memang akan datang, namun hal itu tidak seharusnya menghilangkan esensi manusia sebagai hamba untuk tetap beribadah kepada Allah SWT.
“Kesibukan pasti bakal datang, hal-hal yang membuat kita terhambat dalam kehidupan juga pasti akan menghampiri kita, tapi bukan berarti semua itu harus menghilangkan esensi kita sebagai manusia untuk selalu beribadah kepada Allah SWT,” tambahnya.