JURNALPOSMEDIA.COM – Kesehatan mental adalah bagian penting dari hidup kita, sama seperti kesehatan fisik. Sayangnya, banyak orang masih memandang gangguan mental dengan cara yang salah.
Akibatnya, mereka yang mengalami masalah mental sering merasa malu, takut, bahkan terasingkan. Mengapa stigma ini masih ada, dan apa yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya?
Stigma adalah pandangan negatif terhadap sesuatu yang dianggap “berbeda” atau “tidak normal”. Dalam kasus kesehatan mental, stigma muncul karena banyak orang tidak paham apa itu gangguan mental. Ada anggapan bahwa orang dengan masalah mental hanya lemah, kurang berusaha, atau “mencari perhatian”. Bahkan, beberapa masih percaya bahwa gangguan mental hanyalah “ulah” mereka sendiri.
Efeknya, banyak orang dengan gangguan seperti depresi atau kecemasan merasa malu untuk berbicara atau mencari bantuan. Padahal, menurut World Health Organization (WHO), gangguan kesehatan mental adalah kondisi medis yang nyata, sama seperti penyakit fisik seperti diabetes atau hipertensi. Gangguan ini dapat memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak, dan dapat dialami oleh siapa saja.
Stigma tidak hanya membuat orang enggan mencari pertolongan, tetapi juga memperburuk kondisi mereka. Penelitian dalam Journal of Health and Social Behavior menunjukkan bahwa stigma menghambat akses ke layanan kesehatan mental. Bahkan, stigma ini sering menciptakan “self–stigma” dimana individu menginternalisasi pandangan negatif tersebut, yang kemudian memperburuk kondisi mereka.
Salah satu cara efektif untuk menghilangkan stigma adalah melalui edukasi publik. Seorang peneliti stigma kesehatan mental, Dr. Patrick Corrigan menekankan, memahami kesehatan mental sebagai bagian dari kesejahteraan keseluruhan membantu masyarakat melihat orang dengan gangguan mental sebagai manusia yang setara. Edukasi ini bisa dilakukan melalui:
1. Kampanye media sosial untuk meningkatkan kesadaran.
2. Diskusi atau seminar yang melibatkan ahli kesehatan mental.
3. Dukungan tokoh masyarakat dalam berbicara tentang pentingnya kesehatan mental.
Meningkatkan pemahaman juga perlu diiringi dengan langkah nyata. Menurut The Lancet Commission on Global Mental Health, akses layanan kesehatan mental yang terjangkau adalah kunci utama. Program kesehatan mental harus diintegrasikan ke dalam layanan kesehatan primer agar lebih mudah dijangkau. Selain itu, komunitas juga bisa menyediakan ruang aman seperti kelompok diskusi yang mendukung individu dengan masalah kesehatan mental.
Sebagai individu, kita dapat memulai dari hal sederhana. Pakar empati, Dr. Brené Brown, menegaskan pentingnya mendengarkantanpa menghakimi. Ketika teman atau keluarga berbagi kesulitan mereka, tunjukkan empati dan dukungan. Jangan pernah menyepelekan perasaan mereka atau memberi komentar yang memperburuk keadaan.
Kesehatan mental adalah hak semua orang. Dengan bekerja sama untuk menghapus stigma, memberikan edukasi, dan mendukung kebijakan yang inklusif, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan hangat. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil, dimulai dari diri kita sendiri. Mari kita buktikan bahwa kesehatan mental adalah prioritas, bukan hanya pilihan.