Wed, 27 November 2024

Produk Boikot Lolos Menjadi Wajah Baru Kantin UIN, Pedagang: Sama Sekali Tidak Ada Obrolan dari Pusat Bisnis

Reporter: KHOIRUNNISA FEBRIANI SOFWAN | Redaktur: ZAHRA DWI AQILAH | Dibaca 499 kali

12 jam yang lalu
(Sumber: Nasywa Rizqy Naisandami/Kontributor)

JURNALPOSMEDIA.COM – Logo salah satu produk boikot terpasang di kantin Kampus I UIN Bandung sejak Sabtu (16/11/2024) lalu. Hal tersebut menjadi kontroversi di kalangan pedagang dan juga mahasiswa.

Salah seorang mahasiswa angkat bicara terkait wajah baru kantin UIN. Ia menilai branding baru tersebut justru merusak nama baik UIN sebagai kampus berbasis Islam.

“Aneh sih, ini kan udah jelas-jelas produk boikot tapi kok bisa-bisanya malah jadi branding kantin. Kontradiktif juga, mahasiswanya menggembar-gemborkan aksi boikot, tapi kampus malah melakukan sebaliknya,” ungkap mahasiswa yang enggan disebutkan identitasnya, Senin (25/11/2024).

Berdasarkan penelusuran, seluruh pedagang pada awalnya menolak adanya penandaan dari produk boikot tersebut. Hal ini dirasa janggal karena sama sekali tidak ada pemberitahuan dari Pusat Bisnis kepada para pedagang. Pihak Coca-Cola kemudian datang dengan membawa banner dan plang dengan logo produk mereka. Beberapa pedagang bahkan mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari pihak tersebut.

“Jadi memang pihak Coca-Cola tiba-tiba datang mau pasang, kami para pedagang pada awalnya menolak. Tapi ya entah bagaimana akhirnya tetep dipasang dan memang kita juga agak ditekan. Kita juga dijanjiin setiap pedagang bakal dapet kompensasi sebesar Rp200 ribu jika mau dipasang banner dari mereka,” ungkap pedagang yang enggan disebutkan identitasnya pada Jumat (22/11/2024).

Namun, ada juga pedagang yang mengaku tidak mendapat kompensasi yang telah dijanjikan sepeser pun karena ia menolak pemasangan banner dengan logo merah tersebut. Dari banyaknya pedagang, terdapat tiga pedagang yang menolak, pasalnya tertulis “Sedia Coca-Cola” pada daftar menu padahal pedagang mengaku tidak menjual produk tersebut.

Ia juga menambahkan, pihak Pusat Bisnis UIN Bandung yang datang setelah banner terpasang tidak membahas terkait hal tersebut pada pedagang. Pihak produk itu sendiri menjanjikan kegiatan branding-an dengan banner hanya akan berlangsung selama seminggu saja.

Di sisi lain, Staf Pusat Bisnis khusus Kantin, Dedika menjelaskan pihak produk tersebut sempat melakukan pertemuan dengan Pusat Bisnis, dengan respons pihaknya mengarahkan pihak produk membicarakannya dengan pedagang yang akan berhubungan langsung dengan pemasaran produk memastikan UIN sama sekali tidak menjalin kerjasama dengan Coca-Cola. Ia menjelaskan, Pusat Bisnis menolak secara lisan, dan menerima secara tidak tertulis branding tersebut.

“Kapasitas izin kami tidak mengizinkan secara tertulis. Tapi komunikasi saja karena produk sebelumnya pun sama, tidak ada perjanjian secara tertulis. Karena hubungannya kan dengan mereka para pedagang disana,” jelasnya saat diwawancarai Jurnalposmedia.

Ia menjelaskan pihak Coca-Cola memang telah melakukan pertemuan terlebih dahulu pada Pusat Bisnis, dengan respons Pusat Bisnis tidak merekomendasikan karena dikhawatirkan akan terjadi pro-kontra antar warga kampus. Namun setelahnya Pusat Bisnis mengarahkan pihak produk untuk bertanya langsung pada para pedagang tanpa adanya perjanjian tertulis dari Pusat Bisnis.

“Pihak para pedagang yang mengiyakan dalam kapasitas menerima atensi itu. Kalau para pedagang tidak dalam kapasitas menerima maka tidak akan ada sebuah kesepakatan,”

Selain itu, Dedi juga mengaku pihak kampus sama sekali tidak menerima keuntungan dalam hal pendapatan yang masuk ke kas kampus. Ia mengungkapkan, uang kompensasi hanya diterima oleh para pedagang.

“Enggak. Makannya kan kita tidak dalam kapasitas. Kalau kompensasi yang diberikan ke para pedagang ya gitu. Cuma besarannya karena kita pun tidak dalam kapasitas terkomunikasikan,” pungkasnya.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments