Mon, 19 May 2025

Menggali Peluang di Dunia Musik Bersama Delpi Suhariyanto

Reporter: Dara Audynar | Redaktur: Zahra Dwi Aqilah | Dibaca 1680 kali

Sat, 23 November 2024
(Sumber: Instagram @delpisuhariyanto)

JURNALPOSMEDIA.COMGreedy Dust sebagai label musik alternarif, memberikan peluang besar pada musisi dengan genre alternatif. Ia berkembang menjadi manajemen yang melahirkan artis dengan lagu-lagu menyentil pemerintah.

Pendiri Greedy Dust sekaligus vokalis dan gitaris band punk Dongker, Delpi Suhariyanto kisahnya dalam bermusik bermula dari toko skateboard di Blitar, kemudian beralih menjadi label record musik alternatif yang kini menaungi 62 artis.

Ia turut mengungkap berbagai pemasukan lain yang didapat selain tampil di atas panggung. Delpi juga berujar penggunaan media sosial sangat berpengaruh dalam kariernya di dunia musik.

“Kantong pemasukan band tidak hanya dari manggung, melainkan merchandise, ads, endorse, dan kerja sama dengan brand. Oleh sebab itu, Dongker (bandnya) memanfaatkan semua media sosial,” ungkapnya pada Sabtu (16/11/2024).

Sembari menyantap makan malamnya, Delpi terus bercerita tentang pengaruh algoritma dalam pendistribusian musik. Algoritma media menjadi tolak ukur yang lebih personal dan subjektif. Delpi juga berkisah di Greedy Dust ia tidak mengolah musisinya untuk viral melainkan mengutamakan kualitas karya yang dimiliki.

Era digital melahirkan banyak musisi independen yang menciptakan karya-karya unik dan menarik. Didukung dengan platform digital sebagai sarana untuk publikasi musik tidak menutup kemungkinan untuk menambah tantangan dalam perjalanan karier Delpi. Musik yang semula hanya tersentralisai melalui televisi dan radio, saat ini menjadi lebih bebas dengan adanya bantuan media.

Peran media saat ini tidak hanya sebagai kurator yang menentukan karier dari seorang musisi, melainkan media menjadi jalan untuk mempermudah musisi dalam berkarya. Media juga tidak selamanya menjadi patokan terhadap suatu genre musik, perlu adanya human sense untuk menilai secara objektif.

Delpi juga bercerita dalam perjalanannya bersama Dongker, ia menggunakan Intellectual Property (IP) yang mana bertujuan untuk memberikan ciri khas pada band mereka. Intellectual Property yang Delpi ungkapkan meliputi bagaimana cara memperkenalkan identitas band, desain panggung, dan cara penyampaian pesan yang mereka bawakan melalui musik.

Tantangan yang Delpi hadapi selama di Greedy Dust yaitu, bagaimana cara menekan para artisnya untuk berkembang lebih jauh. Karena pada mulanya Greedy Dust itu ada sebab kecintaan Delpi dan artis–artisnya dalam bermusik yang kemudian menghasilkan.

Dongker salah satu produk paling berhasil di Greedy Dust sukses menembus pasar musik yang sangat luas. Dongker yang identik dengan sang vokalis yang selalu mengenakan topeng dalam setiap penampilannya memberikan kesan istimewa bagi publik maupun penggemarnya.

Ia juga turut berbagi latar belakangnya mencetuskan lagu-lagu penuh kritik, yaitu karena kemiskinan yang memengaruhi banyak aspek.

“Ketika kita jadi miskin, atau gaji kita terpotong atau uang kuliah kuliah kita jadi mahal, itu kan pasti karena pemerintah,” ungkapnya saat diwawancarai Jurnalposmedia.

Pengemasan musik punk yang cenderung manis membuat Dongker menjadi berbeda dengan band-band punk pada umumnya yang cenderung keras. Tidak sedikit lagu-lagu Dongker berisikan tentang kritik pemerintah, hal ini dilatar belakangi dengan tiga aspek. Dalam sudut pandangnya, pemerintah merupakan instansi besar yang memiliki pengaruh bagi kehidupan personal masyarakat.

“Hal yang melatarbelakangi lagu-lagu Dongker, yang pertama jelas karena pemerintah kita buruk, kedua karena kami suka cara penyampaian melalui musik, dan yang ketiga kami punya selera personal yaitu musik punk,” ungkapnya dengan nada yang menggebu.

Musik punk sendiri memang identik sebagai karya seni yang berisikan kritik pemerintah yang beragam macam bentuk penyampaiannya. Pada umumnya penyampaian kritik yang dibawakan mengandung pesan-pesan yang menyindir pemerintahan secara gamblang. Berbeda dengan Dongker yang membawakan dengan cara yang lebih lembut dan lebih personal.

Lagu Tuhan di Reruntuhan Kota yang rilis tahun 2024 bercerita bagaimana ruang yang selama ini disukai menjadi ancaman. Seperti pada penggalan lirik Papan iklan menyilaukan, hidup kian memilukan dan Kenapa bertahan? Karena cinta dan kenangan. Penggalan lirik tersebut menggambarkan keresahan Dongker akan aturan memberatkan atau faktor kultural yang menghalangi untuk maju.

Selain itu, lagu Bertaruh Pada Api menjadi lagu yang telah diputar lebih dari tujuh juta kali di Spotify. Lagu tersebut menjadi penggebrak melejitnya karier Dongker.

Di penghujung percakapan, Delpi memberikan pesan untuk para musisi yang sedang merintis untuk lebih terbuka untuk bekerja sama dengan media musik. Ia juga berharap kedepannya Greedy Dust dapat menjadi manajemen yang dapat memegang hak artisnya secara utuh.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments